Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Nilai Kebersamaan dalam Kopi Gemplong

Galih Agus Saputra
29/1/2020 08:40
Nilai Kebersamaan dalam Kopi Gemplong
Stand Kopi Gemplong yang ada di Festival Kopi di acara HUT ke-50 Media Indonesia di Kedoya, Jakarta.(Dok. Youtube)

KOPI gemplong merupakan salah satu varian kopi yang mencuri perhatian pengunjung, di antara sekian banyak varian produk kopi yang disuguhkan di Festival Kopi Media Indonesia, kemarin.

Varian kopi yang satu ini memiliki aroma sendiri berikut sejumlah fakta unik seturut dengan manfaat dan proses pembuatannya.

Kopi yang menjadi kebanggaan masyarakat Kebumen, Jawa Tengah, ini tidak hanya menjadi sekadar suguhan, tapi juga sarat akan nilai kebersamaan dan spiritual.

"Kopi gemplong dipetik dari kawasan pegunungan Giritirto, Karanggayam. Di era modern seperti saat ini, ia berani tampil dengan tradisionalitasnya. Disangrai dengan alat tradisional, ditumbuk dengan lantunan selawat dan zikir para perempuan yang mengolahnya," ujar Ki Pandawa Jati, peracik kopi gemplong, di sela-sela Festival Kopi Media Indonesia, kemarin.

Festival kopi yang dihelat Media Indonesia untuk memperingati hari jadi yang ke-50 ini digelar hingga Kamis (30/1) di Kantor Media Indonesia, Kedoya, Jakarta.

Ki Pandawa menambahkan bahwa kopi gemplong memiliki potensi yang amat besar di pasaran meskipun proses pemanfaatannya belum maksimal. Dari sekian besar potensi kopi yang ada di Kabupaten Kebumen, kopi gemplong baru hanya diolah sepertiganya.

Kopi gemplong juga diproduksi secara gotong royong oleh lima kelompok perempuan yang berada di sekitar lokasi panen.

"Dari 5 kg biji kopi, ibu-ibu biasa-nya dapat menghasilkan 3 kg kopi gemplong siap saji. Dalam sebulan bisa menghasilkan kurang lebih 1 kuintal kopi. Potensi ini masih terus tumbuh dari waktu ke waktu," imbuh Ki Pandawa.

Ki Pandawa percaya bahwa ke depannya kopi gemplong akan semakin besar sebab ia tidak hanya berbicara profit, tetapi juga berangkat dari kearifan budaya.

Selain itu, menurutnya, kopi gemplong juga mengusung semangat Revolusi Mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Hal itu dapat terlihat dari kebersamaan dan produktivitas para perempuan pengolahnya.

Ki Pandawa juga menjelaskan bahwa dewasa ini kopi gemplong dijual seharga Rp45.000 di pasaran. Tiap paketnya berisi 200 gram bubuk kopi dan dibungkus dalam kemasan ramah lingkungan.

Produk ini juga bisa ditemui di Festival Kopi Media Indonesia yang digelar tahun ini untuk ketiga kalinya. (Gas/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya