Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ADA dugaan spora antraks nyaman tumbuh di tanah kapur seperti di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendapat ini dikemukakan oleh pakar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Prof Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni terkait temuan 27 orang di Kabupaten Gunungkidul positif antraks.
"Spora antraks justru dengan CaCo3 (tanah kapur) membuat hidupnya lebih panjang dan lebih bagus lagi," kata Wahyuni.
Ia mengacu pada temuannya saat melakukan penelitian mengenai antraks pada awal tahun 2000. Saat itu pengambilan sampel darah hewan terjangkit antraks dilakukan dengan menempelkannya ke kapur sebagai media untuk dibawa ke laboratorium. Ketika sampel dengan kapur itu dimasukkan ke dalam tabung steril, hasilnya diketahui bahwa spora antraks itu justru hidup dan tumbuh.
"Nah kaitannya dengan yang di Gunungkidul mungkin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Saya bilang mungkin ada peluang bahwa di daerah yang berkapur spora (antraks) itu mungkin lebih tahan," jelas dia.
Selain diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal itu, Wahyuni juga merekomendasikan agar penanganan kasus antraks di Gunung Kidul sebagai daerah endemis dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Tanpa penanganan menyeluruh, menurut dia tak menutup kemungkinan kasus antraks muncul kembali. Apalagi, spora dari bakteri Bacillus anthracis itu bisa tumbuh pada suhu 12 hingga 44 derajat Celcius dan bertahan di tanah hingga puluhan tahun.
"Spora (antraks) di tanah dan ini bisa menyebar ke mana-mana. Kita sulit menentukan spora ada di mana," tambahnya.
Wahyuni juga mengingatkan agar hewan ternak yang diduga terjangkit penyakit antraks tidak disembelih atau dibuka. Pasalnya, jika disembelih dan darahnya keluar lalu bakterinya berhubungan dengan udara maka akan membentuk spora. Penanganan bangkai hewan yang terpapar antraks, tambah dia sebaiknya dilakukan dengan memasukkan ke dalam tanah pada kedalaman dua meter, disiram dengan minyak tanah atau bensin, kemudian dibakar. Setelah itu, ditutup dan diberi disinfektan. Area tersebut juga sebaiknya diplester atau dilapisi dengan semen sebagai penanda bahwa di tempat tersebut pernah terjadi kasus antraks.
"Tempat itu tidak boleh dibongkar kembali," ujar dia.
Kendati demikian, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus berharap masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan mengenai kasus antraks. Menurut Ali Agus, antraks sendiri merupakan penyakit yang bersumber dari binatang dan tidak menular dari manusia ke manusia. Penularannya biasanya terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan yang sakit atau daging hewan yang terkontaminasi dan mengonsumsi daging hewan yang terkontaminasi spora antraks.
baca juga: Tambang Ilegal Sumber Bencana
Pasca kejadian ini, Ali menyebutkan bahwa perlu dilakukan pembatasan mobilisasi orang dan ternak untuk mengurangi risiko penularan, dan langkah-langkah strategis lainnya terkait biosecurity.
"Paling sederhana, bagaimana orang yang keluar dan masuk kandang itu diberi disinfektan," kata dia. (OL-3)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved