Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

LSI Denny JA dan LAPI ITB Kerja Sama Program Pendidikan

Antara
13/11/2019 20:55
LSI Denny JA dan LAPI ITB Kerja Sama Program Pendidikan
LSI Denny JA dan LAPI ITB Kerja Sama Program Pendidikan(Ist)

LINGKARAN Survei Indonesia (LSI) Denny JA bersama Lembaga Afiliasi Peneliti dan Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung menjalin kerja sama dalam membuat program opini publik dan ilmu pemerintahan agar prinsip pemerintahan yang baik bisa meluas.

Naskah kerja sama tersebut ditandatangani pendiri LSI dan konsultan politik, Denny JA, dan pimpinan proyek PT LAPI ITB, Donald C Lantu, di Jakarta, Rabu (13/11).

Denny dalam sambutannya mengatakan bahwa negara juga dapat diperkuat melalui jalur pendidikan. Menurut dia, demokrasi juga membutuhkan civic competence.

Peradaban modern juga membutuhkan meningkatnya kapabilitas pemerintahan. Penambahan ilmu pengetahuan bagi penyelenggara negara dan elite masyarakat secara sistematis bisa dilayani oleh institusi pendidikan.

"Jika politik cenderung membelah, pendidikan akan menyatukan kita," katanya dalam acara yang disertai rilis survei terbaru LSI Denny JA 'Efek Pilpres 2019: Menurunnya Kepercayaan Publik atas Institusi Negara dan Lembaga Sosial'.   

Tim Riset LSI menganggap bersatunya dua calon presiden yang bersaing, sama-sama menjadi penguasa, yang satu presiden, yang satu menteri.


Baca juga: Pengamat: Kualitas Dosen LPTK Harus Diperbaiki


"Hal ini positif," kata Denny.

Denny menyebutkan ada dua alasan dari survei itu, pertama bahwa ini sebuah terobosan politik. Langkah yang tak terduga. Dua pihak yang berkompetisi ada baiknya dalam satu momen juga melakukan kerja sama untuk kepentingan semua. Setelah itu, boleh berkompetisi lagi.    

Alasan kedua, kata Denny, mengapa bangsa Indonesia mendukung bersatunya dua capres yang bersaing? Kasus itu segera dirujuk untuk memberi hikmah bahwa berpolitiklah dengan rileks. Bersainglah dengan lebih santai.   

Tidak ada gunanya menyebar permusuhan untuk pemilu yang berlangsung 5 tahun sekali. Toh, kata dia, mereka yang dahulu berhadapan dapat bersama menjadi pemerintah.
   
"Oleh karena itu, berpolitiklah dengan rileks. Besainglah dengan santai saja. Setelah bersaing, bahkan kita bisa bekerja sama,"
pungkas Denny. (OL-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya