Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
RENDAHNYA pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi (kespro) menjadi salah satu penyebab terjadinya kehamilan dan pernikahan remaja yang masih tinggi di Indonesia. Kejadian tersebut tentu berdampak pada ketahanan keluarga.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 33,5% remaja perempuan usia 15-19 tahun sudah hamil dan mengalami risiko kurang energi kronis. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kespro tersebut salah satunya disebabkan sebagian besar orangtua hingga saat ini belum berani terbuka berbicara seksualitas kepada anak remaja mereka. Bahkan menganggap tabu.
Untuk itu, laman parenting dan referensi orangtua seputar kespro dan seksual, SKATA akan meluncurkan kampanye 1001 Cara Bicara, pada 24 Oktober 2019 di Jakarta.
Situs tersebut berada di bawah naungan Johns Hopkins Center for Communication Program (JHCCP) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"1001 Cara Bicara berusaha untuk menjembatani missing link antara orangtua dan anak remaja. Selama ini orangtua sangat bersemangat untuk belajar parenting saat anak-anak mereka masih kecil. Namun berhenti saat anak semakin besar. Lalu, anak beranjak remaja dan orangtua menjadi bingung karena ternyata tantangannya cukup besar," jelas Dinar Pandan Sari, Demand Generation Officer di JHCCP, di salah satu rangkaian acara Konferensi Internasional I Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (ICIFPRH), di Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (1/10).
Padahal, lanjutnya, orangtua berperan penting dalam menyampaikan informasi yang akurat, memberikan motivasi, keterampilan sikap, dan menjadi role model dalam mempraktikkan perilaku yang dimaksud.
SKATA (melalui www.skata.info) berupaya untuk mengembalikan peran orangtua sebagai referensi pertama anak terutama soal edukasi seks dan kesehatan reproduksi.
Baca juga: 10 Tahun Gempa Sumbar, Siap Siaga Hadapi Bahaya
"Berbicara kespro sebenarnya merupakan landasan yang dapat menentukan masa depan sebuah bangsa. Sebab tidak hanya akan mempengaruhi kualitas kesehatan dan keluarga, tetapi juga secara tidak langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara," tambahnya.
1001 Cara Bicara didesain menjadi sebuah program yang terkesan sederhana namun bisa berdampak luar biasa besar di kemudian hari. Melalui e-book, video tips singkat, dan berbagai produk serta aktivasi digital dan offline,diharapkan program tersebut dapat memberi inspirasi bagi orangtua untuk mencari cara yang tepat tentang bagaimana harus berkomunikasi dengan anak remaja,
Dalam simulasi yang diperagakan oleh bapak, ibu dan anak, tampak mereka bermain kartu.Setiap kartu yang diambil tertera tulisan. Salah satunya 'Pernahkah kamu membolos sekolah dan apa alasannya?. Siapun yang mengambil kartu itu harus menjawab, lalu jawaban itu ditulis dalam buku jurnal. Demikian seterusnya.
"Semuanya bisa diakses dengan mudah melalui situs online," tambah Dinar.
Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Pengembangan Program Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Asep Sopari, mengatakan pihaknya mendukung sepenuhnya program 1001 Cara Bicara.
"Sebab kami sadar betul betapa krusialnya waktu yang dihabiskan bersama di dalam keluarga, termasuk pentingnya melekatkan hubungan emosional orangtua dengan anaknya. Sebab itu pada awal tahun ini kami telah meluncurkan Gerakan Kembali ke Meja Makan sebagai upaya untuk menguatkan kembali fungsi keluarga," tambahnya.
Menurut Dinar dan Asep program 1001 Cara Bicara akan menyasar komunitas-komunitas, media, dan rekanan BKKBN maupun JHCCP. (OL-1)
KB pascapersalinan penting karena memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksinya setelah melahirkan.
"Apa yang dikerjakan pemerintah hari ini adalah semangat keadilan dan membuka ruang juga untuk laki-laki dalam partisipasi (keluarga berencana),"
Budi mengatakan tren #KaburAjaDul hanya sekadar luapan sesaat. Banyak masyarakat belum mengetahui prosedur panjang yang perlu ditempuh apabila ingin menjadi penduduk tetap di luar negeri
Salah satu kunci keberhasilan yang membawa Bali, termasuk Bangli, terdepan dalam penanganan stunting adalah gotong royong.
Rebranding logo baru, menurut menteri Wihaji, mengikuti perubahan nomenklatur BKKBN menjadi Kemendukbangga/BKKBN berdasarakan Peraturan Presiden Nomor 180 dan 181 Tahun 2024.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kemenpora, serta Kementerian Komdigi mengkampanyekan peringatan Hari AIDS Sedunia dan gerakan antijudi online.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved