Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MENANGGAPI pernyataan Bapak Teknologi BJ Habibie yang menilai belum ada karya inovasi Indonesia berkelanjutan, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini akan memiliki bonus demografi. Adanya bonus demografi ini perlu ditopang dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sebagai pilar utama pembangunan nasional.
"Bonus demografi ini adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk atau SDM dengan usia produktif, berjumlah banyak. SDM berbasis Iptek inilah yang akan menjadi pilar dari pembangunan nasional," kata Hammam di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/7).
Hammam menyebutkan bahwa pembangunan SDM sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo, dalam pidato Visi Indonesia. Presiden menyampaikan bahwa pemerintahannya akan memberikan prioritas pada pembangunan sumberdaya manusia. Sebab pembangunan sumberdaya manusia menjadi kunci pembangunan Indonesia ke depan.
Secara umum manajemen talenta merupakan proses pengelolaan sumberdaya manusia, yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan strategis organisasi, khususnya pada posisi yang dianggap penting.
Dalam konteks nasional kata Hammam, proses manajemen talenta tentu ditujukan untuk menciptakan SDM, yang dianggap mampu untuk menjadi figur seorang pemimpin yang tepat. BPPT sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi imbuh Hammam terus mendorong kontribusinya dalam pembangunan nasional dengan meningkatkan komposisi SDM Iptek.
baca juga: Habibie: Pembangunan Indonesia Harus Sesuai UUD 45
Hammam menyebutkan bahwa total factor productivity di Indonesia 0,9% dan pertumbuhan ekonomi 5,3%.
"Target pembangunan SDM supaya jadi pelaku iptek akan mengisi target-target sehingga bisa memacu pertumbuhan total factor productivity 2%. Ini bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya. (OL-3)
Jika bonus demografi ini bisa dikapitalisasi dengan benar, negara akan bisa melakukan saving dan reinvestasi setiap tahun.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Meski tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 4,7%, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.
Masih terlalu fokus mencetak ijazah, bukan menyiapkan talenta, baik dari sisi keterampilan, etos kerja, maupun literasi digital.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
ANGGOTA DPRD DKI Jakarta menyampaikan apresiasi terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang akan menyiapkan 4.000 beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada tahun 2026.
DIREKTUR SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal Abdullah, mengatakan, upaya untuk meningkatkan layanan BPJS Kesehatan tidak bisa jika hanya mengandalkan teknologi.
Industri Pertahanan Sudah Mumpuni, tapi Teknologi Kunci Masih Jadi PR
Pentingnya peran pengusaha muda dalam menciptakan ekosistem ekonomi baru yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global.
Investasi gizi sejak dini merupakan kunci untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa mendatang.
Kesadaran inilah yang secara konsisten diterapkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved