Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PEMERINTAH dinilai masih belum maksimal melakukan upaya perlindungan terhadap anak. Hal tersebut tercermin dari upaya pemerintah dalam memberikan sosialisasi pelibatan dan peran penting masyarakat dalam melindungi anak dilakukan secara tidak berkesinambungan.
Setali tiga uang legislatif pun dinilai bersikap sama dengan lambannya revisi undang-undang perkawinan sebagai bentuk perlindungan terhadap anak. Hal ini ditegaskan pemerhati anak Seto Mulyadi saat dihubungi, Selasa (23/7).
"Kami terus melakukan seminar dan memberdayakan tokoh menyuarakan perlindungan anak. Pemerintah belum menaruh perhatian (concern) untuk hal ini," ujarnya.
Seto menjelaskan, pemerintah dan masyarakat menjadi benteng utama dalam melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan.
Pemberdayaan dan pemberian pemahaman perlindungan anak kepada masyarakat saat ini masih kurang sehingga banyak kekerasan yang menimpa anak berakhir di meja hukum bahkan kematian
Baca juga : Hari Anak Nasional, KPAI Ingatkan Efek Negatif Era Digital
"Pemberdayaan masyarakat di RT dan RW sangat kurang padahal peran masyarakat ini sangat efektif sekali. Tapi ini belum maskimal dilakukan karena pemahaman yang masih kurang," jelasnya.
Padahal, lanjutnya, dalam undang-undang tentang perlindungan anak telah ditegaskan sanksi pidana bagi setiap orang yang mengetahui dan membiarkan kekerasan terhadap anak terjadi.
Kondisi ini menambah panjang pekerjaan rumah pemerintah dan berbagai pihak untuk memastikan perlindungan para generasi bangsa.
"Di UU padahal sudah diatur bahwa barang siapa yang membiarkan kekerasan itu maka ada sanksi pidana maksimal lima tahun," cetusnya.
Penerapan perlindungan dalam berbagai aspek tersebut juga sudah menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus menciptakan ruang aman terhadap anak termasuk konsumsi tembakau.
"Para gubernur para bupati harus ada dalam melakukan perlindungan anak termasuk terhindar dari pengaruh tembakau," tandasnya. (OL-7)
FOCO Band, sebuah grup musik luar biasa yang seluruh anggotanya adalah anak-anak berkebutuhan khusus.
Salah satu hasil yang diharapkan dari Hari Anak Nasional adalah tersosialisasinya informasi yang lebih luas tentang hak-hak anak kepada masyarakat.
Ruam popok membuat bayi tidak nyaman bergerak. Padahal, gerakan aktif seperti merangkak, berguling, dan berjalan sangat penting untuk perkembangan otot dan koordinasi bayi.
Jelajah Cita-Cita (JCC) 2024, yang diadakan Komunitas Ibu Profesional (IP), kembali hadir untuk memeriahkan Hari Anak Nasional dengan kegiatan daring dan luring di 36 regional.
Perayaan bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan memberikan kegembiraan dan dukungan kepada anak-anak yang membutuhkan.
Fasilitas ruang tunggu AUDY Kids memiliki playground sehingga senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved