Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Intercept X dengan EDR Tangkal Serangan Siber ke Server

Eni Kartinah
03/7/2019 20:20
Intercept X dengan EDR Tangkal Serangan Siber ke Server
Ilustrasi(AFP)

DI tengah banyaknya kejahatan siber, banyak perusahaan mulai membangun proteksi atau perlindungan terhadap serangan tersebut. Umumnya peretasan dilakukan dengan menembak ke server-server. Dan belakangan ini serangan dari pelaku kejahatan siber adalah jenis baru, dengan menggabungkan penggunaan bot untuk mengidentifikasi calon korban dengan active adverseries.

Dan Schiappa, Chief Product Officer Shopos, sebuah perusahaan yang khusus memproduksi proteksi terhadap kejahatan siber, dalam presentasinya di Jakarta, Selasa (3/7) mengatakan saat ini kejahatan siber cukup canggih.

"Tujuannya menyelinap dan mencuri data penting ke dalam server dan keluar tanpa diketahui. Melumpuhkan cadatang data dan mengenkripsi server-server untuk meminta tebusan dalam jumlah besar. Atau menggunakan server sebagai landasan untuk menyerang perusahaan-perusahaan lain," kata Schiappa.

Umumnya perusahaan tidak tahu bahwa server mereka diretas karena model serangan benar-benar menyatu.

"Kebanyakan malware saat ini bekerja secara otomatis sehingga mudah bagi para penyerang untuk menemukan sebuah lembaga yang postur keamanannya lemah," tambahnya.

Untuk itu, perusahaan keamanan jaringan dan enpoint kaliber global dari Inggris ini memperkenalkan fitur baru yang diberi nama Intercept X for Server dengan Endpoint Detection and Response (EDR).

Fitur ini bertujuan untuk menyelidiki serangan-serangan siber terhadap server. Selama ini target penjahat siber adalah nilai data yang disimpan di dalam server.

baca juga: Antisipasi Karhutla Kalteng Minta 6 Helikopter Water Bombing

Dengan Intercept X for Server with EDR, manajer IT di berbagai perusahaan kini bisa menjamin sisi keamanan data yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saat ancaman masuk ke dalam jaringan, mereka langsung menuju ke server. Sayangnya, ciri khas dari server membuat banyak lembaga enggan melakukan perubahan yang seringkali menunda patch deployment. Para penjahat siber mengandalkan kesempatan ini. Jika lembaga-lembaga menjadi korban sebuah serangan, mereka perlu tahu keseluruhan konteks perangkat dan server mana terkena serangan agar lembaga dapat meningkatkan keamanannya. Jika para regulator mengandalkan forensik digital sebagai bukti kehilangan data, maka bisnis dapat mengandalkan forensik yang sama untuk menunjukkan data mereka tidak dicuri. Sophos Intercept X for Server with EDR memberikan pemahaman dan intelijen keamanan yang diperlukan," jelas Dan Schiappa. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya