Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEBANGKITAN Nasional selalu menjadi pendorong bangsa Indonesia untuk terus mengejar ketertinggalan. Begitu pun pada bidang pendidikan,
salah satu upaya dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di Indonesia ialah memastikan perguruan tinggi dan program studi sehat serta melakukan perbaikan manajemen untuk menaikkan akreditasi.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir pada Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (Unugo) Periode 2019-2023 beberapa waktu lalu, menyatakan perguruan tinggi didorong merencanakan dan memiliki langkah yang dapat dievaluasi untuk meningkatkan akreditasi mereka.
"Yang akreditasinya B harus direncanakan dengan baik. Tanpa direncanakan saya yakin tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Saya selalu menyampaikan hal ini karena kita tidak akan progres kalau tidak ada perjuangan yang tinggi. Tanpa perjuangan, berat untuk mencapai perguruan tinggi yang berkualitas," ungkap Nasir, seperti dikutip dari situs Kemenristek-Dikti.
Bagi perguruan tinggi yang memiliki akreditasi A, Nasir berharap lembaga pendidikan tersebut bisa menjadi efek multiplier kepada yang lain agar bersemangat menaikkan peringkat akreditasi mereka.
Di sisi lain, pengamat pendidikan sekaligus Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Rochmat Wahab, menyebutkan untuk menciptakan PTS yang berkualitas diutamakan kerja sama dengan PTN kota setempat sebagai prioritas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kekuatan yang dimiliki PT mitra baik yang negeri maupun swasta.
"Untuk menunjukkan kesetaraan mutu PTS dan PTN, cara yang efektif melakukan survei yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Setelah itu hasilnya diekspose secara terbuka lewat website," ujarnya.
PTS pun harus digenjot mendisiplinkan manajemen. Diakuinya upaya itu sangat butuh kejujuran dan kerja tuntas.
PTS juga harus memfasilitasi mahasiswa berpartisi dalam berbagai kejuaraan tingkat lokal, daerah, nasional dan, internasional untuk menunjang akreditasi.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Djatmiko mengatakan untuk mewujudkan pemerataan pendidikan tinggi tidak cukup hanya berbicara mutu, tetapi juga pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
Ia menjelaskan untuk pembangunan jangka pendek bisa dilakukan dengan perbaikan kualitas SDM melalui kemitraan dengan PTN. Kolaborasi tersebut memungkinkan seorang mahasiswa kampus PTS di daerah mengenyam pendidikan 1-2 tahun di PTN luar daerah mereka yang bermitra sehingga pengalaman hidup dan jaringan pun terbangun.
Beratnya langkah peningkatan mutu kualitas PTS, kata Budi, juga disebabkan gap anggaran antara PTN dan PTS. "Pemerintah harus berpikir holistis. Dari anggaran, PTN dan PTS tidak bisa tidak ada dikotomi. Karena dari anggaran masih ada gap. Dari 100% anggaran APBN pendidikan tinggi, hanya 7% untuk PTS, sisanya 93% buat PTN. Dari jumlah, PTN hanya 200 universitas, PTS ada 4.500-an," tukas Budi.
Tingkatkan APK
Pada kesempatan terpisah, Menristek-Dikti juga sempat menantang perguruan tinggi di Sumatra Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung untuk mengembangkan sistem perkuliahan secara online. Hal itu agar mahasiswa dari kota dan kabupaten terjauh dari ibu kota provinsi dapat menuntut pendidikan tinggi melalui program studi jarak jauh.
Nasir mengungkapkan saat ini angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia hanya 34,58%. Penyebabnya, karena pendidikan tinggi di Indonesia belum memberikan kesempatan yang adil bagi pemuda yang hidup di kota atau kabupaten yang jauh dari perguruan tinggi sehingga perguruan tinggi perlu mengembangkan Program Studi Jarak Jauh (PJJ).
Karena itu, menurut dia, perguruan tinggi di Tanah Air dapat mengembangkan perkuliahan online secara bertahap sebelum sepenuhnya membuka PJJ dengan izin Kemenristek-Dikti.
"Kalau tidak bisa 100% online, mungkin bisa 50% online, 50% tatap muka atau face to face atau yang kita sebut blended learning," papar Nasir.
Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Jumain Appe, mengutarakan perguruan tinggi perlu didorong mengembangkan produk inovatif yang memperhatikan kebutuhan dan manfaatnya bagi publik (masyarakat) maupun global.
"Kalau tidak sesuai dengan kebutuhan, produk inovasi tersebut akan jadi sampah, sia-sia," kata Jumain Appe.
Jumain menambahkan, tingkat manfaat untuk masyarakat bisa menjadi acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah inovasi yang dikembangkan.
Karena itu, agar proses pengembangan produk inovasi bisa berhasil harus melihat kebutuhan pasar sehingga kelak saat produk tersebut siap dikomersialkan bisa memberi dampak langsung ke masyarakat.
Ia pun menyebutkan, ada tiga elemen utama yang harus diperhatikan dalam mengembangkan inovasi agar produknya bisa bersaing di pasar internasional, yakni mendorong kreativitas, menjalankan Inovasi, dan mengembangkan entrepreneurship. Ketiga elemen tersebut harus disatukan agar produk inovasi asal Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. (S-1)
Mendiktisaintek Brian Yuliarto menargetkan bahwa pencairan tunjangan kinerja (tukin) dosen aparatur sipil negara (ASN) dapat dilakukan pada pertengahan tahun ini.
DALAM pekan ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim melakukan serangkaian tur untuk museum di Indonesia.
Setiap tahun selalu saja ada peserta seleksi yang mencoba untuk curang seperti menyontek atau menggunakan joki.
Ia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa.
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melahirkan bentuk transformasi di dunia Pendidikan tinggi.
Akselerasi program vaksinasi terus dilakukan oleh pemerintah. Selain itu juga, masyarakat harus waspada dengan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved