Larotrectinib, Inovasi Baru Pengobatan Kanker

MI
27/3/2019 09:45
Larotrectinib, Inovasi Baru Pengobatan Kanker
Senior Vice President and Head of Commercial Operations, Bayer Divisi Asia Pasific, Claus Zieler(MI/PUTRI ANISA YULIANI)

Bayer Pharmaceutical mengembangkan terapi baru dalam pengobatan kanker, yakni terapi larotrectinib yang merupakan jenis terapi oral (obat minum).Terapi itu sudah mendapat restu dari Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat, yakni FDA, pada November 2018. Menurut Senior Vice President and Head of Commercial Operations, Bayer Pharmaceutical Divisi Asia Pasific, Claus Zieler, dalam uji coba, terapi itu terbukti menyembuhkan 17% dari total 109 pasien kanker dengan fusi tropomyosin receptor kinase (TRK). Sebanyak 63% pasien lainnya menunjukkan respons positif dan sisanya masih menunjukkan respons yang lambat.

Fusi TRK merupakan faktor yang menyebabkan jaringan tumor tumbuh ganas di daerah yang terkena kanker sehingga menghambat penyembuhan, bahkan menyebabkan kematian.

"Pada kasus kanker fibrosarcoma yang sebagian besar menimpa anak-anak, fusi TRK menyebabkan tumor cukup besar. Dengan empat siklus terapi, tumor ini mengecil serta turut menjinakkan sel kanker sehingga tumornya dapat diangkat. Selanjutnya dapat diberi terapi lanjutan hingga menghasilkan kesembuhan," kata Zieler saat menjadi pembicara dalam Bayer Asia Pasific Media Day di Hotel Four Season, Singapura, kemarin.

Head of Medical Affairs Bayer Pharmaceutical Asia Pasific, Chuan Kit Foo, mengatakan syarat untuk menerapkan terapi larotrectinib ialah pasien harus menjalani tes genom terlebih dulu guna memeriksa mutasi gen serta mutasi sel kanker yang kemungkinan terjadi dalam tubuh pasien.

Baca Juga: Penyelamatan 15 Danau Prioritas Disinergikan

"Tes genom akan memberikan gambaran mutasi tersebut sehingga dokter nantinya akan dapat memastikan dosis obat yang digunakan serta tindakan lanjutan yang dibutuhkan setelah terapi," ujarnya.

Tidak hanya dalam penerapan terapi larotrectinib, Foo pun menyarankan bagi dokter agar merekomendasikan kepada pasien kanker untuk melakukan tes genom dengan jenis terapi apa pun yang akan dilakukan.

"Tes genom dapat meningkatkan ketepatan jenis obat dan terapi yang diberikan dokter. Gambaran yang diberikan hasil tes genom sangat detail dan akan membantu meningkatkan harapan hidup pasien," tambahnya.

Penerapan diperluas

Terapi larotrecnitib dinilai menjadi inovasi penting bagi masa depan penyembuhan kanker. Mengingat, sebanyak 71% kematian pada orang dewasa di 2016 disebabkan penyakit tidak menular termasuk kanker.

Di negara-negara Asia Pasifik, kanker pun masih menjadi penyakit paling mematikan nomor dua setelah kardiovaskular. Terlebih lagi kasus fusi TRK terjadi 1% pada setiap jenis kanker dan 90% pada kanker yang menyerang anak-anak.

Karena tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, Bayer pun berencana untuk meminta persetujuan penerapan terapi larotrectinib di empat negara Asia Pasifik, yakni Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan Australia.

"Untuk Indonesia dan negara-negara lain kami sedang mengkaji apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menerapkan terapi ini. Kami sedang mengupayakan hal tersebut," kata Zieler. (Put/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya