Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Claresta Taufan: Menyelami 26 Tahun Teror, Syuting Maryam Jadi Ujian Fisik dan Mental

Muhammad Ghifari A
19/8/2025 18:03
Claresta Taufan: Menyelami 26 Tahun Teror, Syuting Maryam Jadi Ujian Fisik dan Mental
Pemain film horor Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat.(MI/Muhammad Ghifari A)

Aktris Claresta Taufan mengakui bahwa perannya dalam film horor Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat merupakan tantangan terberat sepanjang kariernya. Film ini, yang diangkat dari kisah nyata, memaksanya menghayati penderitaan Maryam, seorang perempuan yang mengalami teror gaib selama 26 tahun. Proses tersebut, kata Claresta, menguras fisik sekaligus mentalnya.

“Saya saja hanya menjalani peran Maryam beberapa bulan sudah sangat lelah, apalagi Mbak Maryam yang mengalaminya hampir 30 tahun,” ujarnya saat ditemui di Senayan City (19/8).

Claresta menjelaskan bahwa Maryam bukan sekadar kerasukan, melainkan berada di bawah kendali entitas gaib yang selalu menempel, seakan menjadi “pasangan yang terlalu mengontrol” meski tak kasatmata.

Untuk mendalami peran ini, Claresta langsung berinteraksi dengan Maryam agar bisa menyerap ketakutan nyata yang dialaminya. Menurutnya, film ini bukan sekadar horor pengusir kantuk, melainkan kisah yang lebih mencekam karena menyentuh penderitaan psikologis yang nyata.

“Hal paling sederhana seperti bersosialisasi pun jadi sulit, karena ada sosok yang selalu mengendalikan,” tambahnya.

Fenomena di Lokasi Syuting

Tantangan syuting tak berhenti pada pendalaman peran. Para pemain juga menghadapi fenomena misterius. Claresta menyebut perubahan suasana yang tiba-tiba, hingga momen sulit membedakan apakah lawan main benar-benar berakting atau mengalami gangguan.

Bersama rekannya, Debo, ia selalu waspada, menjaga pikiran tetap sehat, dan memperbanyak doa.

“Entitas ini masih ada di mana pun Maryam berada, jadi kami harus ekstra hati-hati,” jelas Debo.

Pelajaran dari Peran

Meski melelahkan, Claresta mengaku mendapatkan pelajaran berharga.

“Hidup yang sepenuhnya menjadi milik kita ternyata sebuah privilege. Saya berharap film ini membuat penonton lebih menghargai hidup, sekaligus memahami perjuangan Maryam,” tutupnya. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya