Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
RITA Ora resmi memasuki babak baru dalam karier musiknya. Penyanyi dan aktris berusia 34 tahun ini kembali mencuri perhatian lewat single terbarunya, “Heat”, yang dirilis bulan lalu dan langsung masuk dalam jajaran kandidat lagu musim panas 2025.
Lagu dengan nuansa sensual dan penuh energi itu, kata Ora, hanyalah awal dari album studio keempatnya yang tengah digarap.
“Tema utama album ini adalah soal keterusterangan. Aku ingin menyampaikan pesan secara langsung dan menanggalkan semua elemen yang tidak perlu dari sisi produksi,” ungkap Ora saat tampil dalam acara perayaan Wimbledon di The Hill in New York, Brooklyn Bridge Park, Jumat (11/7).
“‘Heat’ punya energi yang tepat untuk memperkenalkan karakter baru ini,” lanjutnya.
Lagu yang ditulis bersama Troye Sivan ini disebut Ora sangat mencerminkan semangat merayakan jati diri dan seksualitas secara terbuka. “Aku terinspirasi dari cara Troye merayakan seksualitasnya. Itu membuatku ingin kembali merayakan sisi perempuanku—merangkul tubuhku, sensualitasku,” jelas pelantun “Anywhere” itu.
Lirik pembuka “Heat” pun tak main-main: “Sex on sight, anywhere you like, inside or outside.” Menurut Ora, ini adalah pernyataan tegas kali ini ia benar-benar tampil tanpa filter. “Itu pesan yang sangat jelas, dan ya, aku memang tidak sedang menahan diri,” ujarnya mantap.
Ora juga mengatakan karya-karyanya ke depan akan menjadi cara untuk memperkenalkan ulang dirinya kepada publik, terutama generasi penggemar baru. “Aku merasa perlu mengingatkan siapa diriku sebenarnya,” ujar bintang film Descendants: The Rise of Red ini.
Penampilannya di The Hill membuktikan pesonanya tetap kuat. Sejak naik ke panggung, Ora langsung membakar semangat penonton dengan lagu-lagu hits dari “Hot Right Now” (2012) hingga “Ask and You Shall Receive” (2024).
Acara ini digelar bersamaan dengan final Wimbledon yang ditayangkan di lokasi. Ora pun bangga bisa menjadi bagian dari ajang yang sarat sejarah itu. “Wimbledon itu internasional banget. Sebagai orang Inggris, itu bagian dari budaya kami. Bisa tampil di momen seperti ini, terutama menjelang final tunggal putri, rasanya benar-benar suatu kehormatan,” pungkasnya. (People/Z-2)
Mengangkat tema cinta yang tidak seimbang, Saiva menggambarkan bagaimana seseorang bisa kehilangan jati dirinya demi mempertahankan hubungan yang sebenarnya sudah timpang.
Lagu Bayangkan Ku Hilang dari Teddy Adhitya mengisahkan perasaan seseorang yang terus memberi cinta tanpa pernah benar-benar dilihat atau diakui.
Lagu Berikan Yang Terbaik dari Sammy Simorangkir bercerita tentang seseorang yang jatuh cinta pada kekasih orang lain.
Di tengah tren girl group Indonesia yang semakin banyak memilih lagu berbahasa Inggris, StarBe justru mengambil langkah berani: kembali membawakan lagu berbahasa Indonesia.
Agar bisa mendapatkan inti kisah yang diinginkan, Bunga Reyza mengatakan dirinya melakukan pendalaman dengan membaca novel maupun menonton ulang film Perahu Kertas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved