Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Scarlett Johansson Dipuji Sutradara Wes Anderson Atas Debut Filmnya

Thalatie K Yani
20/5/2025 11:05
Scarlett Johansson Dipuji Sutradara Wes Anderson Atas Debut Filmnya
Scarlett Johansson mendapat pujian dari sutradara kawakan Wes Anderson, atas debutnya sebagai sutradara di Festival Film Cannes.(Instagram)

AKTRIS Scarlett Johansson mendapat pujian dari sutradara kawakan Wes Anderson, saat ia dengan gugup bersiap menayangkan debut film panjangnya sebagai sutradara di Festival Film Cannes.

Aktor yang beralih ke belakang kamera menjadi tren tersendiri di Cannes tahun ini. Bintang Twilight Kristen Stewart dan aktor Inggris Harris Dickinson juga menayangkan film panjang pertama mereka.

Film garapan Johansson yang berjudul Eleanor the Great menceritakan kisah perempuan lansia yang diliputi duka dan pindah ke New York setelah sahabatnya meninggal. Film ini dijadwalkan tayang pada Selasa malam.

Salah satu bintang Hollywood yang paling menjanjikan ini melewatkan pemutaran perdana film The Phoenician Scheme pada Minggu malam. Namun ia mendapatkan dukungan penuh dari sang sutradara, Wes Anderson.

"Aku sudah menonton filmnya, dan aku sangat menyukainya," kata Anderson tentang debut Johansson.

Ia menambahkan tidak memberikan saran apa pun kepada Johansson, yang sebelumnya bermain dalam tiga film arahannya, termasuk Isle of Dogs dan Asteroid City. 

"Aku rasa Scarlett bahkan tidak pernah bilang apa pun soal filmnya padaku," ujar pria berusia 56 tahun itu. "Scarlett sudah berkecimpung di dunia film mungkin lebih lama daripada aku. Dia memang 20 tahun lebih muda, tapi aku rasa dia sudah main film sejak usia sembilan tahun."

Meski begitu, aktris berusia 40 tahun yang pernah dinominasikan Oscar lewat Lost in Translation ini mengakui ia cukup gugup saat harus menghidupkan naskah yang membuatnya menangis saat pertama kali membacanya.

Kepada majalah Deadline menjelang Cannes, Johansson mengungkapkan sorotan terhadap kursi sutradara jauh lebih besar daripada sorotan terhadap aktor ketika film akhirnya ditayangkan. "Itu berbeda. Saat kamu berakting, semuanya sudah di luar kendalimu," katanya.

Dalam Kompetisi

Festival Cannes dikenal dengan penontonnya yang simpatik, di mana para pecinta film dan pelaku industri kerap memberikan tepuk tangan berdiri yang bisa berlangsung selama beberapa menit. Namun persaingan tetap sengit. 

Film Johansson masuk dalam kategori Un Certain Regard, sebuah seksi kompetisi sekunder yang ditujukan bagi sutradara baru berbakat. Seksi ini juga menampilkan film debut milik Stewart dan Dickinson tahun ini.

Dickinson, bintang Babygirl yang kini berusia 28 tahun, meminta media agar "lembut" dalam menilai filmnya berjudul Urchin, sebuah film menyentuh tentang seorang tunawisma di London. "Ini film pertamaku, jadi kalau tidak suka, tolong beri tahunya dengan cara yang baik," katanya sebelum penayangan perdana.

Debut Penyutradaraan

Majalah Variety, salah satu acuan utama dunia perfilman, menyatakan "kamu bisa belajar banyak tentang seorang aktor ketika mereka membuat debut penyutradaraannya. Entah itu baik atau buruk, hal itu menunjukkan bagaimana mereka melihat diri mereka sebagai seniman."

Dalam kasus Dickinson, debutnya yang mengusung realisme sosial dan mengingatkan pada gaya veteran sutradara Inggris Mike Leigh disebut Variety sebagai "sangat efektif".

Hollywood  punya sejarah panjang aktor pria kelas A yang beralih menjadi sutradara, mulai dari peraih Oscar Clint Eastwood hingga Mel Gibson dan George Clooney.

Namun Greta Gerwig adalah salah satu dari sedikit aktris perempuan yang sukses berpindah ke kursi sutradara, setelah sebelumnya berakting sebelum akhirnya meraih kesuksesan besar lewat Barbie pada tahun 2023.

Aktris legendaris Australia, Nicole Kidman, mengungkapkan jumlah sutradara perempuan yang berhasil menggarap film box office besar masih "sangat rendah".

Berbicara kepada Variety, Kristen Stewart pun jujur soal perjuangannya mencari pendanaan untuk filmnya The Chronology of Water, yang mengangkat tema kekerasan seksual terhadap anak.

Ia mengatakan mencari dana untuk film dengan ide orisinal, bukan berdasarkan genre populer atau waralaba terkenal, adalah hal yang "hampir mustahil". (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya