Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
FILM Angkara Murka merupakan debut garapan Eden Junjung yang akan tayang perdana secara global (world premiere) di Far East Film Festival (FEFF) 2025 Udine, Italia. Angkara Murka menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia di festival tersebut yang turut berkompetisi dan ikut diputar.
Film yang memiliki judul internasional Mad of Madness itu berkompetisi di program White Mulberry Award for Best Debut Feature, penghargaan yang diberikan kepada film debut terbaik dari Asia. Mengusung genre horor dengan sentuhan spiritual dan psikologis, Angkara Murka bercerita tentang Ambar, ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir setelah suaminya menghilang secara misterius. Tapi yang ia hadapi bukan hanya kerasnya hidup, melainkan kengerian tak kasat mata yang membangkitkan luka dan trauma lama.
Diperankan oleh Raihaanun, bersama Simhala Avadana, Whani Darmawan, Rukman Rosadi, dan Aksara Dena, film ini memadukan atmosfer mistis dengan realisme emosional yang kuat. “Ambar menyimpan ketakutan, luka, dan kesunyian yang terdengar seperti teriakan. Kekuatan karakternya lahir dari duka,” ujar Raihaanun dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis (10/4).
Eden Junjung sebelumnya dikenal lewat film pendeknya yang sukses di festival internasional, seperti Happy Family, Bura, dan The Intrusion. Lewat Angkara Murka, Eden Junjung membawa horror Indonesia “naik kelas” ke ajang internasional dan membawa horor ke ranah yang lebih personal dan reflektif.
“Kadang horor paling nyata bukan datang dari luar, tapi dari luka yang kita abaikan,” kata Eden.
Sebelum tampil di FEFF, film ini juga menarik perhatian saat terpilih dalam NAFF It Project Market di Bucheon International Fantastic Film Festival (BiFan) 2024 di Korea Selatan—salah satu ajang film genre paling bergengsi di Asia. Film ini diproduksi oleh Forka Films, rumah produksi yang digawangi oleh sutradara sekaligus produser Ifa Isfansyah (Gadis Kretek, Sang Penari). Ifa kembali menunjukkan keberaniannya dengan mendukung film debut yang segar, berani secara tema dan berakar pada budaya lokal.
“Dengan Angkara Murka, kami menjelajahi horor sebagai ruang ekspresi yang personal, spiritual, dan juga politis,” ungkap Ifa.(M-2)
Teh oolong menjadi salah satu minuman favorit Emma. Bahkan ia sempat hampir membuka rumah teh sendiri sebelum mendapatkan peran di Wednesday.
Genre ini biasanya menampilkan suasana mencekam, penuh misteri, serta elemen yang mengancam keselamatan tokoh, seperti hantu, monster, psikopat, makhluk gaib, atau kejadian supranatural.
Sumanto akan muncul sebagai kameo di film horor Labinak: Mereka Ada di Sini yang tayang mulai hari ini (21/8) di bioskop.
"Aku tertarik bergabung dalam projek ini, karena ini genre yang belum pernah aku coba, bisa dibilang teen-slasher."
Hadir sebagai ikon baru horor Indonesia, wajah hantu ini terbungkus plastik hitam sebagai simbol kematian yang dipaksa dilupakan, tapi tak pernah bisa benar-benar terkubur.
AKTRIS Lutesha bermain di film horor terbaru berjudul Rest Area. Film garapan sutradara Aditya Testarossa ini mengaku senang bisa terlibat di proyek film Rest Area. Cicco Kurniawan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved