Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENULIS novel Dewi Lestari atau yang akrab disapa Dee mengatakan imajinasi merupakan modal besar bagi para kreator untuk terus membuat karya yang beraneka ragam.
"Imajinasi itu modal dan kunci (untuk menulis), walaupun tentu di luar itu, ada disiplin. Kalau hanya mengkhayal saja dan tidak punya disiplin, tidak akan jadi apa-apa juga. Itu salah satu kunci besar untuk setiap kreator," kata Dee, dikutip Minggu (1/12)
Dee mengatakan imajinasi sangat berguna bagi para konten kreator, khususnya dalam hal menulis fiksi. Daya berimajinasi dapat diasah dengan memperbanyak membaca buku.
Pelantun lagu Malaikat Juga Tahu itu menyebut membaca buku dapat membantu seseorang membangun alam imajinasi di benak seseorang.
"Ini berbeda dengan menonton film. Kalau nonton film, kita sudah dikasih ada audio ada visual. Sedangkan kalau dari buku, kita cuma dapat
teks lalu kita harus generate atau menciptakan alam di benak kita, jadi ada upaya yang aktif," kata perempuan yang kerap disapa Ibu Suri itu.
Upaya lain yang dapat dilakukan yakni memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk melamun. Dari pengalamannya, Dee mengatakan melamun akan membantu banyak ide datang dengan sendirinya.
Kemudian, usahakan agar tidak terdistraksi oleh media sosial dan coba untuk berdamai dengan rasa bosan.
"Mari dealing dengan kebosanan dan diri kita sendiri," ucapnya.
Selain itu, ia menilai berimajinasi berbeda dengan berkhayal. Berimajinasi merupakan sebuah mekanisme survival ketika seseorang
membayangkan skenario agar hidupnya menjadi lebih lancar dan lebih baik.
Berimajinasi juga dinilai sebagai bagian dari keseharian sebagai manusia untuk menavigasi hidup seseorang.
"Sebenarnya, berimajinasi itu adalah berkah evolusi untuk manusia, karena saya rasa, spesies yang berkhayal itu hanya manusia ya," ucap dia.
Meski demikian, Dee mengatakan apabila imajinasi tersebut sudah mengacu pada indikasi klinis, ia menyarankan kreator untuk segera pergi menemui para ahli guna mencegah timbulnya perilaku buruk yang tidak diinginkan.
"Kalau sudah ada indikasi klinis itu tentu hanya ahli yang menentukan, kapan khayalan seseorang sudah sampai taraf 'patologis' atau sudah membahayakan," kata Dee.
Dee, saat ini, telah menerbitkan buku karyanya yang ke-18 dengan judul Tanpa Rencana. Buku tersebut berisikan cerita pendek, puisi, dan prosa yang bersifat personal.
Buku lain yang telah ia tulis sebelumnya, Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (2001), Perahu Kertas (2003), Filosofi Kopi (2006),
Di Balik Tirai Aroma Karsa (2019), hingga Rapijali (2021). (Ant/Z-1)
IMAJINASI merupakan cermin pikiran anak-anak yang muncul secara spontan dan penuh rasa ingin tahu.
MENTERI HAM Natalius Pigai menilai kekhawatiran publik akan kembalinya sistem dwi fungsi ABRI dan otoritarianisme dalam pemerintahan Prabowo Subianto, hanyalah imajinasi belaka.
Ilustrasi dalam dongeng memainkan peran penting dalam membantu anak memahami cerita dan pesan moral, terutama bagi anak di bawah usia 11 tahun.
Minecraft, sebuah dunia virtual tanpa batas, telah mengubah cara kita berinteraksi dengan permainan dan membangun imajinasi.
CALON Gubernur Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil (RK) mengakui bahwa keinginannya memindahkan Balai Kota dari Jakarta Pusat ke Jakarta Utara berawal dari sebuah imajinasi.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Dalam menulis buku setebal 178 halaman itu, Reza Rahadian mengakui tidak ada kesulitan berarti. Pasalnya, dia memiliki jurnal yang telah ia tulis sejak 2004.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved