Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
FACHRI Bayu Wicaksono, yang dikenal dengan nama panggung Heartwire, kembali merilis single baru berjudul Kilatan pada 4 Oktober 2024 melalui berbagai layanan streaming musik, seperti Apple Music dan Spotify.
Kali ini, Heartwire menggandeng band death metal Orestes––Heartwire juga merupakan salah satu personel di band tersebut––untuk menggarap musik dengan intensitas lebih tinggi dan bernuansa gelap.
Proses penggarapan lagu Kilatan menjadi salah satu ajang reuni kebersamaan dari Heartwire dan para personel Orestes setelah untuk jangka waktu yang cukup lama tidak membuat karya bersama.
Baca juga : Heartwire Rilis Single Terbaru The Street Isn’t Ours
Pada lagu Kilatan, Mathias Pradityanto, selaku gitaris Orestes, dan Gemuruh Adhityatama turut terlibat dalam proses aransemen musik. Adapun Johan Franklin, selaku bassist Orestes, bertugas untuk membuat konsep cerita sekaligus lirik dari lagu tersebut.
Di sela-sela persiapan perilisan, Heartwire sedikit bercerita tentang ide awal mengajak Orestes.
“Pada satu waktu, terlintas di pikiran untuk mengajak teman-teman Orestes. Saya hubungi mereka satu per satu dan pada dasarnya mereka tertarik,” cerita Heartwire.
Baca juga : Heartwire Rilis Single Baru Bernuansa Post-Metal/Post-Punk
Ia melanjutkan, “Untuk penggarapan musik, saya lebih sering brainstorm dengan Mathias dan Gemuruh, sementara untuk cerita dari lagu ini, saya coba percayakan pada Johan karena ia adalah sosok yang kerap menulis.”
Mengenai cerita dari lagu Kilatan, Johan menjelaskan bahwa lagu ini adalah representasi fase kehidupan seseorang setelah ditinggalkan oleh orangtua, yang menjadi pengalaman pribadi dirinya sendiri.
Johan menuturkan, “Mungkin ini cerita klise dan banyak dialami oleh orang-orang. Jadi, saat ayah saya meninggal karena komplikasi penyakit pada 2019, saya seperti orang yang kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Di saat itu, saya banyak menulis di notes handphone hal-hal apa saja yang saya rasakan. Dan penggalan lirik di lagu Kilatan merupakan catatan yang saya buat saat itu.”
Baca juga : Eminem Umumkan akan Segera Jadi Kakek Lewat Video Musik Temporary
“Ketika Heartwire mengajak saya untuk kolaborasi, tidak pakai lama langsung saya setujui. Saya kirim draft liriknya dan ternyata selaras dengan musik yang digarap, sehingga Heartwire tidak banyak menemukan kesulitan saat melakukan penyesuaian musik dan lirik,” lanjut Johan.
Untuk penggarapan artwork Kilatan, Heartwire kembali dibantu pelukis Stephania Shakila Cornelia atau akrab disapa Tepy yang sudah menjadi kolaborator Heartwire sejak waktu yang lama.
“Kali ini, arahan visual sedikit saya ubah. Sebelum-sebelumnya, mungkin Heartwire lebih banyak bermain dengan visual yang suram dan kelam, namun kali ini saya ingin visual yang berlawan; yang kental dengan nuansa harapan dan penuh kasih sayang,” tutup Heartwire.
Sebelumnya Heartwire telah merilis single berjudul Sementara Tenang dan The Street Isn’t Ours, di pertengahan 2024.
Sesuai rencana, kedua lagu tersebut serta Kilatan akan menjadi bagian dari album penuh (full album) yang akan dirilis pada awal November mendatang. (Z-1)
Lagu ikonik dari band J-Rocks ini di-remake oleh penyanyi anak berbakat Indonesia, Atiya Purnomo, dan dihadirkan kembali dengan perspektif yang lebih muda dan penuh harapan.
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved