Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
VISINEMA Group melalui BION Studios akan merilis tiga film pada tahun 2025 mendatang, yakni Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas.
Chief of Business Stream & BION Studios Ajeng Parameswari mengatakan, ketiga film tersebut diangkat dari cerita di tengah kehidupan masyarakat. Selain itu, ia juga mengusung nilai lokalitas dalam ketiga film yang diproduksi.
“Beberapa film yang kami produksi akan tayang di 2025, di antaranya Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Setiap film ini membawa cerita yang sangat dekat dengan masyarakat dan mencerminkan tren yang sedang terjadi,” jelas Ajeng, saat konferensi pers, di Jakarta, Selasa (10/9).
Baca juga : Aghniny Haque Termukan Hal Mistis Saat Mandikan Jenazah
Salah satu film yang akan dirilis ialah Ambyar Mak Byar. Film yang dibintangi oleh penyanyi dangdut Happy Asmara dan Gilga Sahid ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Jeru.
Jeru yang diperankan oleh Gilga ini memperjuangkan cintanya kepada Bethari (Happy Asmara). Jeru juga bercita-cita menjadi band melalui band Konco Seneng. Namun, keluarga Bethari yang tidak merestui hubungan keduanya tega menyabotase segala usaha yang dilakukan Konco Seneng.
Happy Asmara yang menjadi pemeran utama dalam Ambyar Mak Byar ini mengaku tertantang dalam film ini. Pasalnya, ia akan menjadi Bethari, seorang perempuan yang berasal dari keluarga ningrat.
Baca juga : Heboh Kadaver di Unpri, Pahami Fungsi dan Sejarahnya
"Saya orang biasa dan memerankan putri keraton pastinya bahagia. Saya belajar bagaimana menjadi putri keraton. Caranya ngomong bahasanya bagaimana. Aku dalami, aku cari dulu semua beritanya," katanya.
Selain Ambyar Mak Byar, BION Studios juga akan menghadirkan Selepas Tahlil, sebuah film yang diangkat dari IP terkenal dari Lentera Malam.
Film ini diperankan oleh Aghniny Haque yang sebelumnya sukses membintangi film-film horor, seperti KKN di Desa Penari, Pemandi Jenazah. Film ini akan bercerita tentang seorang anak di Surabaya yang ingin memakamkan jenazah ayahnya. Namun, pada malam selepas tahlil, jenazah ayahnya bangkit, berjalan keluar rumah, dan menghilang di kegelapan.
Pada malam yang sama, seorang warga di Lamongan melihat penampakan sosok mayat berjalan di ujung jalan sebuah desa yang terkena kutukan.
Film lainnya adalah Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan film yang diadaptasi dari novel best seller karya J.S. Khairen. Film ini bercerita tentang tiga pemuda ingin segera mendapatkan ijazah sarjana di Kampus UDEL, sebuah kampus swasta yang berbiaya murah namun tak jelas kualitasnya. Akan tetapi, mereka menemukan kenyataan bahwa seorang dosen perempuan muda bin nyentrik bertekad mengubah sistem pembelajaran sebagai penegasan bahwa Kampus UDEL bukanlah sekadar penghasil sarjana kertas. (M-4)
Film berjudul Surat Untuk Presiden mengisahkan tentang harapan, keteguhan hati, dan cinta keluarga.
Kolaborasi vokal Eva Celia dan Bilal Indrajaya diharapkan menjadi penghubung antargenerasi untuk menjadi penikmat cerita Rangga dan Cinta.
Menurut Nurra Datau, kemiripan dengan The Last Airbender terutama karena Panji Tengkorak juga mengusung visual dua dimensi dan koreografi pertarungan yang didasari oleh seni beladiri.
Nicholas Saputra menunjukkan seluruh bakatnya dalam film musikal Siapa Dia itu dengan berakting bahkan bernyanyi.
Aktor Nicholas Saputra memerankan empat karakter dari empat zaman berbeda, masing-masing dengan kisah cinta, tragedi, dan lagu utama tersendiri.
Garin Nugroho mengatakan sejarah sinema adalah sejarah kebangsaan, dan sejarah kebangsaan adalah sejarah para talent, aktris, penyanyi, penari dan sebagainya.
"Kami berencana membangun Kampus Patriot di sini dengan empat jurusan utama, teknologi pertanian, teknik kimia, teknik mesin, dan teknik elektro,"
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan wakaf memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan pendidikan Islam.
Pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan LLDIKTI dalam mengawal kasus kekerasan di kampus.
Praktik multibahasa menjadi salah satu kunci untuk menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di kampus-kampus Indonesia.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved