Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CELINE Dion, 56, mengaku belum terpikir kapan akan kembali ke panggung setelah ia mendapat diagnosis stiff-person syndrome (SPS), penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Ia menyebut akan kembali jika waktunya tepat, dan tubuhnyalah yang akan memberi tahu.
“Saya tidak bisa menjawabnya (kapan kembali ke panggung) karena selama empat tahun saya berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak akan kembali, bahwa saya siap, bahwa saya belum siap,” kata Dion seperti dilansir dari People, Selasa (23/4).
"Saat ini, saya tidak bisa berkata kepada Anda, 'Ya, dalam empat bulan.' Saya tidak tahu. Tubuh saya akan memberitahu saya,” imbuhnya.
Baca juga : Celine Dion Terus Berjuang untuk Sembuh dari Penyakitnya
Pelantun "I'm Alive" itu melanjutkan, sulit secara moral untuk menjalani hidup dari hari ke hari. Ia mengaku bekerja sangat keras untuk pulih. “Ada satu hal yang tidak akan pernah berhenti, itu adalah kemauan, hasrat, mimpi,” tegasnya.
Pada akhir 2022, Dion mengungkapkan dirinya didiagnosis menderita SPS atau sindrom orang kaku. Penyakit saraf langka ini dapat menyebabkan kejang otot yang melemahkan dan memengaruhi sistem saraf pusat, khususnya otak dan sumsum tulang belakang, menurut Stiff Person Syndrome Foundation.
Dalam wawancara dengan Vogue France, dia berbicara tentang pengalamannya sehari-hari dengan penyakit tersebut dan bagaimana dia berusaha untuk "menjadi yang terbaik yang saya bisa."
Baca juga : Celine Dion Tetap Bersemangat Meskipun Mengidap Penyakit, Berharap Kembali ke Panggung
“Saya belum bisa mengalahkan penyakit ini karena penyakit ini masih ada dalam diri saya dan akan selalu begitu. Saya berharap kita akan menemukan keajaiban, cara untuk menyembuhkannya dengan penelitian ilmiah, namun untuk saat ini saya harus belajar menghadapinya. Jadi itulah saya, yang sekarang menderita stiff-person syndrome,” jelasnya.
Lima hari dalam seminggu Dion menjalani terapi atletik, fisik, dan vokal. Ia melatih jari kaki, lutut, betis, jari tangan, bernyanyi, melatih vokal.
"Saya harus belajar menghadapinya sekarang dan berhenti mempertanyakan diri sendiri. Di awal-awal saya bertanya pada diri sendiri, mengapa saya? Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang telah saya lakukan? Apakah ini salah saya?"
Baca juga : Dokumenter Celine Dion Ungkap Kehidupan dan Perjuangan Melawan Penyakit Langka
Musisi ini terakhir kali melakukan tur pada 2020 dan menjadwal ulang banyak tanggal setelah dimulainya pandemi covid-19. Pertunjukan yang dijadwalkan ulang itu kemudian dibatalkan karena komplikasi kesehatan terkait dengan diagnosis sindrom orang kaku yang dideritanya.
"Hidup tidak memberi Anda jawaban apa pun. Anda hanya harus menjalaninya! Saya menderita penyakit ini karena alasan yang tidak diketahui," tambah Dion, yang perjalanan kesehatannya akan dicatat dalam film dokumenter Prime Video mendatang, I Am: Céline Dion.
Dion menyebut saat ini ia punya dua pilihan, berlatih seperti seorang atlet dan bekerja sangat keras, atau aku menyelesaikannya dan selesai.
“Aku tinggal di rumah, mendengarkan lagu-laguku, berdiri di depan cermin dan bernyanyi untuk diriku sendiri," lanjutnya.
"Saya memilih untuk bekerja dengan segenap jiwa dan raga saya, dari kepala hingga ujung kaki, dengan tim medis. Saya ingin menjadi yang terbaik yang saya bisa. Tujuan saya adalah melihat Menara Eiffel lagi!" pungkasnya. (Z-3)
Penyebabnya adalah gangguan pada saraf fasialis yang letaknya dekat telinga dan biasanya muncul pada orang yang pernah cacar air atau terkena infeksi herpes.
. Film dokumenter ini rencananya akan ditayangkan perdana pada 25 Juni 2024 di platform layanan streaming Prime Video.
SEORANG gadis kelas 2 SMP di Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengalami penyakit langka yang membuat sekujur tubuhnya melepuh.
Sindrom Bohring-Opitz yang diperingati pada 6 April setiap tahunnya merupakan sindrom genetik langka tak banyak dikenal masyarakat.
Hobi berfoto dapat mendorong anak menjadi lebih percaya diri untuk jalan bak model di panggaung.
Selain Mario Ginanjar, acara penampilan musik juga menghadirkan Betrand Peto Putra Onsu hingga kelompok perkusi Trashic Band.
Gerimis yang mengguyur Jiexpo Kemayoran, Jakarta, tidak melunturkan semangat para pengunjung untuk menyaksikan puluhan penampil di hari kedua BNI Java Jazz Festival 2024
Meskipun mengidap Sindrom Orang Kaku, Celine Dion, megabintang pop terkenal, tetap menunjukkan semangatnya untuk kembali ke atas panggung.
Kehadiran perusahaan audio profesional tidak hanya menciptakan panggung yang epik tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan industri musik Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved