Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terkait Film Kiblat, MUI Tegaskan Istilah dan Simbol Agama Harus pada Tempatnya

Basuki Eka Purnama
26/3/2024 09:04
Terkait Film Kiblat, MUI Tegaskan Istilah dan Simbol Agama Harus pada Tempatnya
Poster film Kiblat(MI/Dok.Parfi.or.id)

KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof Asrorun Niam Sholeh menegaskan penggunaan istilah dan simbol keagamaan harus digunakan pada tempat yang pas.

Pernyataan tersebut diungkapkannya merespons pembahasan tentang sejumlah film horor yang menggunakan istilah dan/atau unsur agama Islam dalam judulnya.

"Prinsipnya, kita harus menggunakan istilah dan/atau simbol agama pada tempatnya yang pas," tegas Niam, Selasa (26/3).

Baca juga : Ini Profil Bobby Prasetyo, Sutradara Film Kiblat yang Dikecam MUI

Polemik tentang film tersebut menimbulkan sejumlah pro dan kontra di media sosial, termasuk adanya ajakan boikot yang viral di Instagram.

MI/PIUS ERLANGGA--Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof Asrorun Niam Sholeh

Meski demikian, Niam menyebut, saat ini, belum ada pembahasan khusus di internal MUI. Demikian pula soal fatwa terkait penggunaan istilah-istilah agama yang tidak sesuai dengan tempatnya.

"Fatwa ditetapkan setelah ada pendalaman dengan informasi yang utuh," ujar Niam.

Baca juga : Netizen Serukan Boikot Usai MUI Sebut Film Kiblat tidak Pantas Tayang

Sebelumnya, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis mengutarakan pendapatnya soal film horor berjudul Kiblat melalui akun media sosial Instagram pribadinya di @cholilnafis.

Film tersebut memiliki poster dengan gambar seseorang yang sedang melakukan gerakan ruku dalam salat, namun wajahnya menghadap ke atas dan bukan ke bawah seperti sewajarnya.

"Saya tak tahu isi filmnya, maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram kok judulnya Kiblat ya. Saya buka-buka arti Kiblat hanya Kabah, arah menghadapnya orang-orang salat," ungkap Cholil dalam unggahannya, Minggu (24/3).

Menurutnya, upaya semacam ini kerap dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung, yang tidak dapat dibenarkan.

"Kalau ini benar, sungguh film ini tidak pantas diedarkan dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama. Maka film ini harus diturunkan dan tidak boleh tayang," tegas Cholil dalam unggahan yang sama. (Ant/Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya