Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Sutradara Prancis Mati Diop Raih Penghargaan Film Dokumenter Terbaik

Devi Harahap
25/2/2024 14:31
Sutradara Prancis Mati Diop Raih Penghargaan Film Dokumenter Terbaik
Mati Diop di Festival Fim Berlin.(AFP/Tobias Schwarz)

AKTRIS dan sutradara asal Prancis, Mati Diop, memenangkan penghargaan film dokumenter terbaik dengan film bertajuk Dahomey dalam Festival Film Internasional Berlin atau Golden Bear ke-74 yang diadakan di Berlinale Palast pada Sabtu (24/2) waktu setempat. Film berdurasi satu jam tersebut merupakan jenis dokumenter tentang sejarah pengembalian besar pertama harta rampasan dari Eropa ke Afrika. Film tersebut mengalahkan beberapa sutradara veteran. 

"Mengganti ganti rugi berarti melakukan keadilan. Kita bisa menyingkirkan masa lalu sebagai beban tidak menyenangkan yang hanya menghambat evolusi kita, atau kita bisa mengambil tanggung jawab dan menggunakannya sebagai dasar untuk bergerak maju. Kita harus memilih," kata Diop mengenai filmnya setelah menerima penghargaan.

Film berdurasi satu jam karya sutradara Senegal-Prancis berusia 41 tahun, Dahomey, tersebut menceritakan sejarah mengenai penimbunan 26 harta karun atau artefak pada 2021 dari Paris ke Benin, tempat artefak tersebut dijarah oleh pasukan Prancis hampir satu setengah abad sebelumnya. "Saya benar-benar ingin penonton merasakan bobot dan ketegangan historis momen yang saya sendiri rasakan saat menyaksikan perubahan sejarah secara langsung. Perasaan itu harus terlihat jelas dan nyata dalam setiap pengambilan gambar. Oleh karena itu, pertanyaan tentang sudut pandang merupakan hal yang sentral dan permanen," Jelas Diop.

Baca juga : Luna Maya Sutradarai CKCKCK First Series, Debut di Film Pendek

Saat naik ke panggung untuk menerima penghargaannya, Diop juga membuat pernyataan bernuansa kemanusiaan secara langsung dan mengungkapkan solidaritasnya terhadap Palestina. Dia tak gentar berseru, "Saya mendukung Palestina!"

Diketahui, Dahomey ialah film mengenai Afrika kedua yang memenangkan hadiah utama di Berlin. Ini setelah drama opera Afrika Selatan karya Mark Dornford-May, Breathe Umphefumlo (U-Carmen eKhayelitsha) pada 2015.

Dahomey juga merupakan film dokumenter kedua berturut-turut yang mampu memenangkan Golden Bear di Berlin, setelah On the Adamant dari pembuat film Prancis Nicolas Philibert tahun lalu. Dahomey lebih lanjut berkisah tentang kembalinya harta Kerajaan Dahomey ke Afrika yang disimpan di museum Paris. 

Film tersebut ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Berlin pada pertengahan Februari 2024. Pada masanya, Dahomey merupakan kerajaan yang paling kaya raya di kawasan eropa berkat perdagangan manusia.

Posisinya yang strategis di Teluk Guinea juga membuat Kerajaan Dahomey menjadi salah satu pelabuhan transit penting perdagangan budak tujuan Eropa. Para budak dipaksa bekerja di perkebunan-perkebunan kopi dan tebu milik orang Eropa. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya