Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SELEBRITAS Asmirandah mengaku dibantu dokter untuk menerapkan pola asuh yang baik terhadap putrinya Chloe Emanuelle Van Watimena. Di samping itu, Ia juga banyak belajar dari media sosial atau internet.
“Kalau aku selama ini ada dokter anak sendiri. Memang selama ini aku selalu ikutin konsultasi sama dokter kemudian lihat-lihat Instagramnya mungkin. Caranya seperti apa dan lain-lain,” ungkap Asmirandah saat dijumpai di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (10/5).
Asmirandah mengaku selama ini aku punya dokter yang tenang. Dari dokter tersebut Ia belajar untuk mementingkan emosi anak dan emosi orang tua.
Baca juga: Asmirandah Mengaku Kompak dengan Suami Asuh Anak
“Karena anak itu bisa merasakan emosi orang tua. Jadi kalau mama papanya sedih anaknya
sedih, begitu juga sebaliknya,” imbuhnya.
Asmirandah mengatakan bahwa dia dan suaminya Jonas Rivanno menerapkan pola asuh yang santai namun tegas kepada Chloe. Namun, dia pun tetap tidak memaksakan diri dan selalu mengutamakan menerapkan cara yang cocok bagi Chloe dan dirinya.
Baca juga: Kekerasan Anak Muncul dari Pola Asuh yang Rusak
“Pola asuhnya santai dan tegas sih. Jadi aku nggak bisa bilang aku ngikutin cara A atau B. Tapi aku pakai cara aku yang memang cocok di Chloe. Jadi mungkin sekarang kan media sosial atau kita cari di internet tuh sudah banyak ya parenting-parenting gayanya seperti ini dan itu,” kata Asmirandah.
Dalam pola asuhnya Asmirandah juga mengaku selalu berkomunikasi dengan Chloe. Sehingga, hal tersebut pun mempermudah dirinya dalam menerapkan sesuatu kepada putrinya itu. Misalnya, Asmirandah memperbolehkan Chloe menggunakan gadget. Namun, dirinya memberitahukan bahwa gadget memiliki fungsi untuk telpon, berkirim pesan, foto dan video.
“Screentime boleh setelah 2 tahun. Jadi boleh nonton beberapa tontonan yang memang bisa menstimulasi dan mengandung edukasi. Tapi Chloe itu biasanya ‘Mamah, Chloe boleh pegang hp? Mau video’. Jadi dia tahu fungsi hp itu buat foto, video, nelpon papa. Aku memberi tahu ke Chloe fungsi hp tuh ini loh,” terangnya.
“Aku nggak seketat itu (menjadwalkan screentime). Tapi Chloe itu waktu dinyalain tontonan, dia cuma nonton satu menit habis itu main yang lain. Mungkin dari satu sampai dua tahun nggak dikasih gadget, jadi dia nggak tertarik nonton,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Asmirandah pun juga mengajak Chloe untuk rajin membaca. Asmirandah mengaku, dia ingin putrinya itu suka membaca sejak dini agar
tidak seperti dirinya yang malas membaca buku.
“Aku sih memang tiap malem sebelum tidur berdoa baca alkitab. Jadi kita ada alkitab anak yang banyak gambarnya, ada tulisan tulisannya. Pas saat siang kita bacakan buku lain, mungkin yg tulisannya lebih sedikit. Contoh ‘I love my mom’ tapi dia nanya ‘Mama ini tulisannya apa?’ Jadi anaknya sendiri akhirnya tertarik baca buku,” ujar
Asmirandah.
“Biar nggak kaya aku yang malas baca buku. Aku kan baca buku yang direkomendasiin orang. Baca ini nih bagustapi aku pengin Chloe coba deh kayak papanya yang suka baca buku. Jangan kayak mamanya. Jadi aku pengin semua hal baiknya aku sama papanya bisa ditransfer ke Chloe, jangan yang buruk buruknya,” kata Asmirandah mengakhiri cerita. (Ant/Z-10)
Seiring mobilitas yang semakin tinggi dan hadirnya beragam profesi, figur ayah di rumah terasa kurang dan membuat ikatan emosional antar ayah dan anak berkurang
Prophetic parenting bisa dipahami sebagai model pengasuhan anak versi Rasulullah SAW. Metode ini merupakan model pendidikan anak yang sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW
Perilaku kasar anak seperti memukul, mencubit, menendang, melempar, menggigit terjadi karena si kecil belum bisa mengomunikasikan kemauan dan emosinya dengan tepat
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Pola asuh gentle parenting membantu anak mengontrol emosi sendiri dengan baik, serta membantu menumbuhkan empati anak pada sesama.
Pola asuh positif pada bayi usia tersebut mampu menurunkan hingga 52% kemungkinan anak berperilaku agresif dan untuk melakukan tindakan penganiayaan pada kemudian hari.
Penyembuhan dan pertumbuhan dimulai dari kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang tak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Siswa-siswa SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) ini menjalani Patriot selama satu tahun kalender pendidikan.
KDM pun menyerahkan uang tunai sebesar Rp6 juta kepada Febri. Dia meminta uang itu dibelikan tiga domba betina untuk dipelihara.
Sejauh ini sejak diluncurkan pada Selasa (6/5), pelaksanaannya berjalan sesuai agenda.
Meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved