Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEJAK perilisan film pertama pada 2018, Black Panther tidak hanya menjadi salah satu karakter dan cerita penting di semesta sinematik Marvel (MCU), tetapi juga sebuah fenomena budaya dan representasi yang begitu berpengaruh bagi banyak orang.
Kehadiran Black Panther, yang menampilkan cerita epik, penuh aksi, dan futuristik, juga turut merangkul sejarah dan tradisi -- menggambarkan pergerakan, politik implisit dari negara di Afrika untuk melawan penjajah yang haus akan sumber daya alam.
Film itu mampu membungkus banyak topik yang begitu serius itu ke dalam kemasan yang kekinian, dengan pahlawan super yang keren sekaligus berdampak.
Baca juga: Duka dan Perang Sekutu di Wakanda Forever
Namun, berpulangnya aktor Chadwick Boseman, dua tahun silam, menimbulkan rasa duka, kehilangan, dan pertanyaan, "Bagaimana Kerajaan Wakanda tanpa Black Panther?". Pertanyaan ini pun menjadi premis dalam film Black Panther: Wakanda Forever.
Kepergian sang raja, sang pelindung Wakanda membuat banyak orang terluka. Hal ini membuat para pemimpin kerajaan harus terus kuat dan berjuang untuk melindungi negara mereka dari serangan pasukan -- walaupun begitu berat dan menantang.
Wakanda kini dipimpin Ratu Ramonda (diperankan oleh Angela Bassett)-- ibu dari T'Challa dan Shuri (diperankan oleh Letitia Wright).
Kerajaan yang sebelumnya terasingkan, kini telah dikenal oleh dunia berkat kepemimpinan sang mendiang raja. Namun, sejak kepergiannya, Wakanda menjadi sasaran banyak bangsa untuk diperebutkan, karena sumber daya vibranium mereka yang begitu kaya.
Apalagi, para penjaga Wakanda sempat menemukan sejumlah tentara bayaran yang mencoba masuk ke pusat teknologi negara tersebut, dan mencoba mengambil vibranium dengan paksa. Tapi, mereka ditangkap, dan membuat Ratu Ramonda marah besar di hadapan PBB karena berani menyerang bangsanya.
Sementara itu, ancaman bagi Wakanda rupanya tidak hanya berada di atas permukaan tanah, namun juga muncul dari bawah laut. Terdapat sebuah negara bawah laut bernama Talokan yang tersembunyi, dan berada di bawah perintah Namor (diperankan oleh Tenoch Huerta Mejia).
Namor memiliki tujuan melawan mereka yang mencoba mengambil sumber daya alam wilayahnya, sembari mencari sekutu untuk membantunya berperang.
Ia juga menyasar Riri Williams (diperankan oleh Dominique Thorne) yang ternyata ikut andil dalam pembuatan teknologi yang merugikan Kerajaan Talokan.
Meski memiliki banyak karakter -- baik lama maupun baru -- Black Panther: Wakanda Forever memiliki satu fokus yang relevan dan terbilang tidak jauh berbeda dari film pertamanya, yaitu tentang menangkap makna kehilangan, pengorbanan, dan kepahlawanan. Setiap karakter memiliki pandangan yang berbeda dari topik-topik tersebut.
Sutradara Ryan Coogler yang kembali membuat skenario bersama Joe Robert Cole, melanjutkan warisan Black Panther dalam cerita yang disusun dengan hati-hati, tema yang diperluas dengan bijaksana, dan memiliki dampak emosional yang kuat bagi siapa pun yang menontonnya.
Kematian T'Challa membuat tokoh-tokoh utama lainnya dalam Black Panther memiliki pengembangan karakter yang berdampak. Orang-orang di belakang T'Challa -- yang kebanyakan adalah perempuan -- memiliki cara masing-masing dalam meratapi dan menghadapi kehilangan.
Basset dan Wright, yang memiliki peran vital dalam film, tampil begitu luar biasa dalam memainkan karakternya. Pun dengan Danai Gurira sebagai Jenderal Okoye, dan Lupita Nyong'o sebagai Nakia. Betapa besar emosi yang diluapkan, air mata yang harus diusap, dan darah yang harus dipertaruhkan.
Bagaimana para karakter ini melangkah lebih jauh -- agaknya juga mencerminkan para pembuat film ini menjalani sekuel tanpa sosok Boseman -- dorongan, kekuatan, dan hasrat kuat Coogler dan tim untuk membuat warisan ini terus hidup.
Tidak hanya berkutat dengan hal-hal serius, Wakanda Forever juga memiliki elemen aksi yang seru. Ada juga bumbu komedi dengan porsi yang pas, serta pengenalan karakter-karakter baru seperti Namor dan Riri yang tentu saja memiliki kelanjutan dalam MCU.
Black Panther: Wakanda Forever bisa dibilang berbeda dari film dan konten MCU Fase 4. Sekuel hadir dengan penceritaan yang
slow-burn, namun tetap imersif. Durasi 2 jam 41 menit pun tidak terasa berlalu karena balutan cerita, visual, dan suara yang begitu memukau.
Sinematografer Autumn Durald dengan apik membawa audiens masuk ke dalam dunia Wakanda dan Talokan. Keindahan ini semakin sempurna jika disaksikan di layar terlebar yang bisa Anda kunjungi.
Sutradara Coogler pun menggandeng sejumlah kolaborator lamanya, termasuk editor Michael P Shawver, desainer produksi Hannah Beachler, penata dekorasi Marlie Arnold dan Jason T Clark, penata visual efek Geoffrey Baumann, penata kostum Ruth E Carter, dan komposer Ludwig Goransson.
Audio di film ini pun tidak kalah indahya dengan visual yang ditampilkan. Scoring dari Goransson -- yang memenangkan piala Oscar untuk Black Panther (2018), ditambah dengan lagu tema dari Rihanna yakni Lift Me Up, menjadi kombinasi lengkap bagi film ini.
Secara keseluruhan, Black Panther: Wakanda Forever merupakan tribut sempurna untuk mengenang dan merayakan warisan yang ditinggalkan oleh sang Black Panther -- Chadwick Boseman.
Para pahlawan di Wakanda Forever berjuang untuk hidup mereka, bangsa mereka, dan raja mereka yang telah tiada dengan begitu berani. Keberanian pun agaknya tak hanya dinilai dari seberapa banyak luka yang membekas di kulit, namun juga bagaimana seseorang mampu menerima kerapuhan diri, untuk kemudian bangkit sebagai seorang prajurit.
Memang, sebuah sekuel tidak terasa lengkap tanpa pahlawan aslinya, namun, semua orang yang terlibat dalam film ini mencoba mengisi kekosongan tersebut.
T'Challa memang telah tiada, tapi, di suatu tempat, ia tersenyum -- merasakan begitu banyak cinta yang dimiliki bangsanya.
Black Panther: Wakanda Forever sudah tayang mulai 9 November di bioskop Indonesia. (Ant/OL-1)
Jon Bernthal dikabarkan akan ikut bermain dalam film Spider-Man: Brand New Day, bergabung dengan Tom Holland yang kembali memerankan sang manusia laba-laba.
Avengers: Doomsday mengalami pemunduran jadwal tayang, dari semula 1 Mei 2026 menjadi 18 Desember 2026. Sejalan dengan itu, Avengers: Secret Wars juga mundur.
Lewis Pullman, aktor asal Amerika Serikat, menarik perhatian publik setelah diumumkan bergabung ke dalam Marvel Cinematic Universe dengan memerankan karakter Robert Reynolds alias Sentry.
Spider-Man 4 yang dibintangi Tom Holland dikabarkan mengalami mundur tanggal rilis. Semula, film garapan sutradara Destin Daniel Cretton itu diproyeksikan tayang pada 24 Juli 2026.
Marvel Studios merilis trailer ketiga film Thunderbolts, Senin (10/2) WIB. Trailer tersebut memperlihatkan Sentry atau Void sebagai musuh utama dari tim yang diisi oleh para anti-hero.
Marvel Studios akhirnya angkat bicara setelah gelombang kritik menerjang terkait poster terbaru film The Fantastic Four: First Steps.
Tenoch Huerta, aktor pemeran Namor di film Black Panther 2: Wakanda Forever, menepis tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan kepadanya oleh musisi dan aktivis Maria Elena Rios.
Huerta telah membintangi puluhan film dan serial TV, termasuk The Forever Purge, Narcos: Mexico, dan Black Panther: Wakanda Forever.
Penyanyi kelahiran Barbados itu akan membawakan lagu miliknya yang meraih nominasi Piala Oscar, Lift Me Up, soundtrack film Black Panther: Wakanda Forever.
Film ini juga memperkenalkan Tenoch Huerta Mej'a sebagai Namor, penguasa peradaban bawah laut, Talokan.
Film superhero Disney/Marvel itu meraup pendapatan sebesar US$46 juta pada pekan sebelumnya untuk membuat raihan domestik mereka menjadi US$393,7 juta.
Film superhero keluaran Disney dan Marvel itu meraup pendapatan sebesar US$45,9 juta pada akhir pekan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved