Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SUTRADARA Mencuri Raden Saleh, Angga Dwimas Sasongko, mengatakan butuh waktu hingga 4 tahun untuk mewujudkan idenya menjadi film layar lebar.
Ide Mencuri Raden Saleh muncul lantaran Angga memiliki ketertarikan pada lukisan. Dia pernah melihat secara langsung karya dari Raden Saleh, baik yang berada di Indonesia maupun luar negeri.
Angga pun sempat berbincang dengan para kurator tentang karya-karya besar Raden Saleh, salah satunya adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Dari sini, dia memiliki ide untuk membuatnya jadi sebuah film.
Baca juga: Denis Villeneuve akan Sutradarai Film Rendezvous with Rama
Akan tetapi, perjalanan tersebut tidaklah mudah. Angga memiliki tantangan dalam penulisan skenario hingga akhirnya baru terwujud dalam waktu 4 tahun.
"Kurang lebih 4 tahun dari ide, ini baru terwujud di penulis keempat. Jadi tadinya ada dua penulis mental, terus kita minta penulis Hollywood juga tapi enggak cocok karena terlalu bule banget ceritanya, akhirnya nulis sendiri," ujar Angga dalam jumpa pers film Mencuri Raden Saleh di Jakarta, Kamis (16/12).
Angga mengatakan tantangan terbesar dari pembuatan film ini adalah membuat cerita pencurian menjadi sesuatu yang bisa diterima masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, film dengan tema pencurian masih menjadi sesuatu yang langka sehingga dia harus memikirkan agar jalan ceritanya mudah diterima dan masuk akal oleh penontonnya.
"Ini kan bukan sesuatu yang familiar untuk publik Indonesia jadi gimana bikinnya biar lebih masuk akal untuk publik lokal kita dan
grounded," kata Angga.
Mencuri Raden Saleh merupakan film terbesar bagi Visinema. Selain dari daftar nama pemainnya, film ini juga memiliki lebih dari 32 titik lokasi syuting serta adegan aksi yang kompleks.
Film ini bercerita tentang enam anak muda yang berencana mencuri lukisan tidak ternilai harganya di Istana Presiden, yaitu lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh.
Gerombolan anak muda ini diperankan oleh Iqbaal Ramadhan (The Forger-Piko), Angga Yunanda (The Hacker-Ucup), Aghniny Haque (The Brute-Sarah), Umay Shahab (The Handyman-Gofar), Ari Irham (The Driver-Tuktuk), hingga Rachel Amanda (The Negotiator-Fella).
Masing-masing karakter memiliki kemampuan unik yang sesuai dengan julukan mereka.
Selain keenam nama di atas, Mencuri Raden Saleh juga menampilkan Dwi Sasono, Atiqah Hasiholan, Tio Pakusadewo, Andrea Dian, dan Ganindra Bimo. (Ant/OL-1)
Aktor muda ini menyoroti pengalaman-pengalaman yang membentuk perspektifnya, sekaligus memberikan warna yang berbeda pada kisah hidupnya.
Setelah sukses dengan film Mencuri Raden Saleh, sutradara Angga Dwimas Sasongko kembali bermain dengan genre baru espionage-action lewat film 13 Bom di Jakarta.
Malam Anugerah Piala Citra akan dihelat pada 22 November 2022 mendatang.
"Itu full satu film. Yang lebih menyakitkan mereka record langsung di dalam bioskop. Kita akan telusuri, yang pasti 7 ini yang benar-benar terbukti,"
"Harusnya gue itu observasi bagaimana mereka berkarya dan bekerja, tapi pas di sana gue malah terobsesi untuk belajar melukis sebagus mereka."
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Industri film Indonesia tengah mengalami transformasi besar lewat keberanian para produser yang tidak hanya memproduksi tontonan, tetapi juga mengusung misi perubahan.
Menurut Angga Dwimas Sasongko, film Ratu Malaka adalah karya yang personal dan monumental.
Angga Dwimas Sasongko akan kembali menyutradarai film terbaru berjudul Ratu Malaka. Proyek film aksi tersebut direncanakan akan diproduksi pada 2026.
Ardhito Pramono berperan sebagai William, sosok anak muda pendiri perusahaan mata uang digital yang mahir di bidang teknologi.
Berperan sebagai Gita, seorang staff divisi Cyber di Badan Kontra Terorisme Indonesia, Niken Anjani dituntut memiliki badan yang proporsional untuk mendukung tampilannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved