Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
ANDREA Meza, wakil dari Mexico, berhasil meraih mahkota Miss Universe 2020, setelah bersaing dengan 73 perwakilan negara lainnya di malam grand final Miss Universe ke-69 yang berlangsung di Seminole Hard Rock Hotel and Casino, Hollywood, Amerika Serikat (AS), Senin (17/5) WIB.
Ia dimahkotai langsung oleh Miss Universe 2019 Zozibini Tunzi dari Afrika Selatan yang tampil memukau dengan busana bernuansa monokrom dan etnik.
Meza melaju ke dua besar bersaing dengan perwakilan dari Brasil, Julia Gama. Sementara Janick Maceta Del Castillo dari Peru, yang merupakan
favorit dari banyak warganet harus puas menyabet gelar kedua.
Baca juga: Lima Tren Model Baju Lebaran pada 2021
Mengekor di belakangnya adalah perwakilan India Adline Castelino dan perwakilan Republik Dominika Kimberly Jimenez.
Sebelumnya, Meza harus menjawab sejumlah pertanyaan termasuk pertanyaan final mengenai apa yang akan ia lakukan sebagai seorang pemimpin negara untuk menghadapi krisis yang disebabkan pandemi covid-19. Ia memberikan jawaban yang dinilai cukup baik.
Perempuan bernama lengkap Alma Andrea Meza Carmona itu lahir pada 13 Agustus 1994 di Chihuahua City, Meksiko.
Dia dibesarkan di Kota Chihuahua sebagai anak tertua dari tiga bersaudara dan memiliki keturunan Tiongkok.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Meza mendaftar di Autonomous University of Chihuahua, tempat dia belajar rekayasa perangkat lunak.
Dia lulus pada 2017 dan kemudian mulai bekerja di Meksiko sebagai insinyur perangkat lunak selain kariernya sebagai model.
Sejak memenangkan gelar tersebut, ia menjadi perempuan Meksiko ketiga yang dinobatkan sebagai Miss Universe.
Dia sebelumnya dinobatkan sebagai Mexicana Universal 2020 dan Miss Mexico 2017, dan ditempatkan sebagai runner-up pertama di Miss World 2017.
Sementara itu, wakil Indonesia Rr Ayu Maulida Putri berhasil masuk ke jajaran 21 besar ajang kecantikan dan pemberdayaan perempuan sejagad itu.
"Malam ini adalah hari terakhir, saya ingin memberikan penampilan yang paling tidak terlupakan, tidak hanya untuk saya sendiri sebagai individu tetapi juga untuk Indonesia. Apapun hasilnya, saya bangga! Karena saya tahu bahwa apa yang baik bagi kita dapat dilihat secara berbeda oleh orang lain dan saya tahu pasti Anda semua akan selalu ada untuk saya," kata Ayu melalui akun resmi Instagram-nya.
Ayu, sebelumnya, juga mencuri perhatian warganet dunia dengan penampilannya mengenakan kostum nasional bertemakan Komodo Dragon: Warisan Prehitstoris Indonesia.
Gadis kelahiran Surabaya, 11 Juli 1997 itu terpilih sebagai Puteri Indonesia 2020 menggantikan Puteri Indonesia 2019 Frederika Alexis Cull, pada 6 Maret 2020.
Ayu mampu mengalahkan dua pesaingnya, yakni Putu Ayu Saraswati dari Bali dan Jihane Almira Chedid dari Jawa Tengah.
Sementara itu, Miss Universe 2020 kembali digelar setelah satu tahun hiatus akibat pandemi covid-19.
Tahun ini, perhelatan Miss Universe 2020 diikuti 74 perwakilan dari berbagai negara. Dihelat di tengah pandemi COVID-19, protokol kesehatan pun diterapkan demi menjaga keamanan para kontestan dan pihak yang terlibat.
Sebelum melaksanakan rangkaian kegiatan Miss Universe, para kontestan harus melakukan karantina. (Ant/OL-1)
Sebagai anak muda yang dekat dengan kehidupan modern, Clara Shafira Krebs mengatakan dirinya berusaha untuk selalu menghormati budaya masa lalu yang telah diwariskan nenek moyang terdahulu.
Clara Shafira Krebs mengatakan sudah siap 100% untuk melenggang di Miss Universe Meksiko dan bersaing dengan kontestan beberapa negara yang diakuinya merupakan kompetitor hebat.
Saat ditanya mengenai apa yang ingin ia perkenalkan di ajang Miss Universe 2024, Clara menyatakan kepribadian dan kecerdasan adalah kekuatan utamanya.
Fiza Khan telah mendirikan Green Welfare Indonesia, sebuah gerakan advokasi yang berfokus pada keberlanjutan dan edukasi iklim, terutama bagi komunitas marjinal.
Nadia Tjoa percaya pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar, tanpa memandang latar belakang, dan berhak mendapatkan akses yang sama terhadap ilmu pengetahuan.
Setelah menjalani proses kompetisi selama satu hingga dua bulan, Clara Shafira Krebs menyadari bahwa pengalaman ini jauh lebih kompleks dan bermakna dari yang ia bayangkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved