Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Panggung Kosong, Minim Fulusnya

Fathurrozak
12/9/2020 03:10
Panggung Kosong, Minim Fulusnya
Ilustrasi Konser Musik(Dok. MI)

PADA pertengahan Juli lalu, Direktur Program Synchronize Festival, Kiki Aulia Ucup, sempat menyatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa skema dalam penyelenggaraan festival tahun ini. Termasuk salah satu yang akan ditempuh ialah dengan melakukan tracing ke seluruh pemegang tiket sejak H-30 dari gelaran yang sedianya berlangsung mulai awal Oktober.

Namun, tepat H-30 Synchronize malah mengumumkan pembatalan, dengan pertimbangan situasi kasus covid-19 yang masih tinggi dan mengikuti anjuran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Perizinan jadi salah satu kendala. Karena dari instansi terkait belum berani memberikan izin. Akhirnya kami membuat keputusan tahun ini Synchronize tidak dilaksanakan. Kami membayangkan risiko yang akan terjadi. Jika komparasinya dengan drive-in yang potensi kerumunannya hampir dipastikan kecil, tentu berbeda,” kata pria yang kerap disapa Ucup ini saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Selasa (8/9).

Ucup menyebut, dengan proyeksi 15-30 ribu pengunjung per hari, ini tidak bisa dilakukan pada situasi seperti ini. Akan banyak potensi kerumunan di dalam venue konser, meski telah diatur sedemikian rupa.

“Dari sponsor menyerahkan ke kami, bijaknya seperti apa. Dalam artian kami tidak boleh egois. Kekecewaan ada saja, dengan harapan tinggi banget, dengan yang terjadi pada 2019,” tambahnya.

Selain festival akbar, seperti Hammersonic, We the Fest, dan Synchronize, konser besar yang sedianya dihelat pada November oleh diva Raisa Andriana pun batal. Awalnya, konser telah diatur pada Juli, tetapi dimundurkan ke November, hingga akhirnya pada Selasa (8/9) Raisa mengumumkan batalnya konser tunggalnya di Gelora Bung Karno. Pihak penyelenggara tidak menyediakan opsi bagi pemegang tiket yang ingin mempertahankan karcis, tetapi hanya satu opsi, yakni mengembalikan semua biaya tiket.


Mini konser

Hingga titik ini, praktis tidak ada hajat musik dalam skala besar yang sudah ada di kalender acara rutinan. Hanya Berlian Entertainment dengan New Live Experience-nya yang beberapa waktu lalu menyelenggarakan konser kendara di Jakarta, dengan musisi Kahitna, Armand Maulana, dan Afgan. Konsep konser kendara dengan mobil itu juga bakal hadir di kota lain. Terbaru, Berlian juga berencana melangsungkan konser bertajuk Soundrise Soundset, konser dengan konsep yang disiapkan untuk para pesepeda.

Selain Berlian, perlahan di beberapa tempat juga menggeliat inisiasi panggung-panggung skala kecil. Dengan menggabungkan konsep gigs secara langsung yang menghadirkan penonton di lokasi dan menyiarkannya via daring.

Satu di antaranya yang diupayakan Heyfolks! lewat Muter Musik. Hingga Sabtu (5/9), sudah dua edisi dilaksanakan. Hadir tiap akhir pekan, mini panggung ini akan berlangsung hingga akhir September.

“Sebenarnya kami juga sangat merindukan kehadiran festival musik. Oleh karenanya, saya yang kebetulan bergerak di bidang event menginisiasi beberapa event skala kecil (mini gig). Kali ini saya bekerja sama dengan Wijaya Records dan Tujuhari Coffee, mereka yang awalnya menginisiasi Muter Musik ini,” kata pendiri Heyfolks! Satria Ramadhan kepada Media Indonesia, pada Rabu (9/9).

“Sebenarnya kehadiran penonton di venue bukan prioritas kami. Tapi berhubung event-nya diadakan di sebuah kafe yang memang sudah memenuhi persyaratan kehadiran tamunya, kami persilakan mereka menonton. Maksimal penontonnya 20 orang dengan duduk yang berjauhan,” tambah pria yang akrab disapa Tri.

Muter Musik awalnya menjadi acara penanda dibukanya pojok baru record store Wijaya Records dan Heyfolks! di kafe Tujuhari. Namun, Tri dan timnya menyempurnakan dengan menghadirkan konten yang berhubungan dengan musik, seperti pameran vinyl, musik akustik, diskusi, dan DJ spinning. Inisiasi mini konser seperti ini bukan saja dilakukan Muter Musik. Legenda musik Iwan Fals juga mengumumkan bakal menghadirkan intimate concert pada 9 Oktober mendatang bertajuk Di Balik Nyanyian. Pada konferensi pers beberapa waktu sebelumnya, Direktur Tiga Rambu Cikal Rambu Bassae menyebutkan konser itu bakal dilangsungkan secara hibrida, memperbolehkan para Oi datang ke venue konser dengan jumlah terbatas, tapi secara bersamaan juga menayangkannya via daring.

Ucup menyebut, dari beberapa inisiasi yang dilakukan beberapa pelaku industri pertunjukan ialah bagian dari mencari solusi. Konser virtual yang semakin sering diadakan bakal menuju kondisi stabil dan pertunjukan langsung secara luring yang kini tengah diinisiasi kembali masih mencari bentuk ideal. Meski memang perlu dicatat, mini gigs yang tengah dibentuk ulang saat ini, masih belum bisa diandalkan secara mayor untuk kantong pendapatan.

“Secara peluang mendatangkan uang sepertinya masih belum bisa diperhitungkan. Terlebih untuk musisi-musisi baru (emerging) dan indie. Jadi, event ini kami anggap sebagai event promosi diri dan bersosial. Tujuan lainnya juga bisa bermanfaat bagi musisinya untuk tetap berkarya dan membantu tim produksinya dengan penggalangan dana (crowdfunding),” tutur Tri.

“Itu tergantung target penyelenggara. Dari gue lihatnya itu sebagai salah satu opsi, sudah bawa limited audience. Setiap penyelenggara pasti sudah punya perhitungan. Peranan pasti ada, yang jelas offline show selalu jadi opsi yang menarik untuk menjadi pembanding,” timpal Ucup. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya