Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kita semua terkena dampak buruknya. Semua harus diam, semua harus bertahan. Masa-masa ini penting untuk saling menguatkan. Berikut yang ingin disampaikan Manusia Aksara melalui sebuah EP Instrumental berjudul Mata Angin.
Latar belakang Manusia Aksara membuat EP Instrumental ini karena melihat fenomena pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. "Awalnya kita berencana merilis single perdana Manusia Aksara dengan format baru di Maret 2020 dengan segala promo off air yang sudah dipersiapkan. Kemudian ide ini muncul saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dengan berat hati kami harus menahan rilisnya single perdana kami. Melihat banyaknya pemberitaan soal imbauan untuk menjaga jarak dan berdiam diri di rumah, kita juga berpikir untuk tetap produktif dan karya apa yang sekiranya bisa menjadi jembatan menuju single perdana kami nanti. Tentunya apa yang bisa kita berikan untuk mereka mereka yang memiliki banyak aktivitas di rumah lewat karya. Akhirnya dengan EP Instrumental, kita sepakat untuk merilis karya-karya kami dalam bentuk instrumen ini hanya rilis di youtube channel Manusia Aksara," ujar Hafizh Weda sebagai vokalis.
Proses pengerjaan EP ini terbilang cepat, “Dalam waktu 1 minggu kita sudah rampungkan 5 track dengan judul Semesta Semesta, Utara, Barat, Timur dan Selatan. Awalnya sebelum lagu ini diproduksi, saya sempat ragu. Apakah ada yang mendengarkan. Tapi, karena sudah melalui diskusi panjang berenam. Iya niat kita baik hanya untuk berkarya dan ide ini juga sudah disetujui oleh produser kami, Marcell Siahaan,” tambah Jowel sebagai bassis.
“Yang ingin kita sampaikan ke masyarakat luas terbilang sederhana, dengan adanya EP Instrumental ini bisa menjadi teman dalam suasana yang mengharuskan kita banyak berkegiatan di rumah. Dengan adanya EP Instrumental ini, mudah mudahan bisa memberi kekuatan untuk para pendengar musik di seluruh Indonesia maupun dunia”, jelas Hafizh Weda. (OL-12)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved