Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Efka Fajar Kecam Video Prank Negatif demi Popularitas

Mediaindonesia.com
15/5/2020 14:29
Efka Fajar Kecam Video Prank Negatif demi Popularitas
YouTuber Efka H Fajar(Istimewa)

YOUTUBE ialah situs yang memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Di masa sekarang ini, banyak orang yang memanfaatkan situs tersebut dan beralih profesi sebagai YouTuber melalui channel YouTube yang ada.

Sayangnya, masih banyak konten negatif yang beredar. Sebut saja yang dilakukan oleh YouTuber Ferdian Paleka lantaran aksinya sudah kelewat batas melalui video Prank Sembako Isi Sampah. Ferdian sampai harus berurusan dengan pihak yang berwajib.

Baca juga: Buntut Videonya di Youtube, Rius Vernandez Dapat Panggilan Polisi

Menanggapi banyaknya konten negatif, YouTuber Efka H Fajar memilih untuk menghindari hal tersebut. Pemuda yang sudah menjadi YouTuber sejak 2017 dan memiliki 1,5 juta subscribers itu menolak mengambil jalan pintas agar cepat naik daun.

"Menjadi YouTuber juga harus optimistis, siap mental, dan punya niat kuat. Jangan semata-mata bikin konten negatif demi viral dan cepat mendapat subscriber," kata Fajar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/5/2020).

Menurut dia, jangan terpaku mengejar jumlah subscribers yang besar. Ia lebih memilih memiliki subscribers yang sedikit tapi aktif dan rajin berinteraksi baik dengan cara membagikan atau mengirimkan komentar di kolom yang sudah tersedia.

"Kalau berbicara tentang YouTube sekarang tantangannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2017. Saingannya semakin banyak. Jadi semua balik lagi apa yang hendak kamu kejar? Uang? Subscribers? Atau memang ingin berkarya saja," cetus pemuda berusia 22 tahun itu.

Fajar teringat masa di mana ia mulai menjadi YouTuber. Ia sampai memilih memutuskan berhenti kuliah di semester 4 karena ingin fokus di YouTube. Untuk mendapatkan subscribers yang banyak, ia harus berupaya keras dalam menghasilkan konten-konten kreatif dan menarik penonton.

"Prosesnya pahit sekali, tidak semudah itu bisa sampai di titik sekarang. Saya awalnya membuat konten games dan vlog. Lambat laun saya beralih ke konten reaction dan keluar dari idealisme sampai akhirnya punya banyak subscribers," kenangnya. (RO/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya