Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PADA Jumat (9/8) besok secara bertahap jemaah haji Indonesia mulai bergerak diberangkatkan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzdna), untuk melaksanakan puncak haji, 9 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Seluruh jemaah haji Indonesia diharapkan mempersiapkan stamina mereka.
Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, menyampaikan hal itu seusai menghadiri acara silaturahim Nahdlatul Ulama XVIII Sedunia, di Makkah, Kamis (8/8).
"Besok (Jumat 9/8) bertahap jemaah kita sudah mulai bergerak (ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Semua jemaah agar mempersiapkan diri tidak perlu lagi memforsir stamina," kata Menag seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia, Sitria Hamid, dari Makkah.
Menurut Menag, seluruh jemaah haji Indonesia akan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk melakukan rangkaian puncak haji pada 9 hingga 13 Dzulhijjah. Menag berharap pelaksanaan puncak haji berjalan lancar.
"Mudah-mudahan segala sesuatu berjalan lancar," kata Lukman lagi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Eka Yusuf Singka, mengatakan bahwa tim kesehatan sudah membagi diri dan melakukan semua persiapan untuk Armuzdna.
"Kita harus bersiap-siap di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jadi kita punya tim Tim Promotif Preventif (TPP), Tim Gerak Cepat (TGC), dan Tim Kuratif Preventif (TKR) yang terus berjalan," kata Eka di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah.
Baca juga: Puncak Haji, Jemaah Lebih banyak Berdiam di Hotel
Selain itu, lanjut Eka, ada tim ambulans yang juga dipersiapkan untuk melakukan evakuasi bila diperlukan. Dan bekerja sama dengan muassasah Arab Saudi untuk mengatur strategi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
"Obat-obatan, alat-alat kesehatan sudah masuk semua ke tenda-tenda Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Kita sudah mulai bergerak besok (Kamis, 8/8). Kita punya TGC 70 kemudian punya TPP 23 dan kita juga punya beberapa TKR yang bekerja di klinik Arafah dan juga di titik-titik khususnya di daerah jamarat," jelasnya.
Dia mengingatkan bahwa selama rangkaian puncak haji biasanya banyak jemaah haji yang mengalami dehidrasi. Untuk itu, kepada jemaah haji terus diimbau agar minum air bersama-sama pada pukul 10, 12, dan pukul 14 serta pukul 16 waktu Arab Saudi.
"Di Arafah itu habis asar biasanya jadi persoalan banyak sekali jemaah haji yang dehidrasi. Ada yang namanya minum air berprogram ini terus kita galakkan," katanya lagi.
Sementara menyinggung soal safari wukuf (mengantarkan jemaah haji yang sakit ke Arafah untuk wukuf), menurut Eka, ada beberapa kriteria pertimbangan medik. Antara lain, jemaah haji tersebut tidak boleh dalam kondisi menularkan penyakit, dan bisa dibawa dengan aman. Bila tidak, akan dibadalkan (digantikan hajinya oleh petugas haji).
"Kita (petugas haji) bisa badalkan misalnya kalau ada trauma tulang belakang tuh nggak bisa kita bawa seenaknya saja sampai ke Arafah. Kemudian pada posisi dalam keadaan yang tidak sadar, stroke akut juga tidak bisa. Ada beberapa kriteria pertimbangan medik," jelas Eka.
Dia menyebutkan, untuk 2019 ini ada sekitar 57 jemaah haji yang direncanakan akan diusulkan untuk dibadalkan hajinya.
Jemaah haji, lanjutnya, tetap diimbau untuk benar-benar menjaga asupan air minum dan mencegah dari sengatan matahari langsung. Serta, makan buah-buahan yang banyak dan hindari kelelahan yang berlebihan. (OL-1)
KEMENTERIAN Agama menggelar rapat kerja nasional evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M, di Jakarta, 8 - 10 Oktober
Ketiga jemaah haji itu diperbolehkan pulang atas rekomendasi Medif (Medical Informatian Form) dan dinilai layak terbang
KEBERHASILAN sistem penempatan jemaah haji yang diterapkan pada penyelenggaraan haji 2019 menjadi alasan pemerintah untuk mempertahankan sistem tersebut pada penyelenggaraan haji
“Kemenag akan melakukan pertemuan dengan kementerian terkait, seperti kemenlu, kemenaker, kementerian pariwisata, imigrasi, untuk membuat regulasi."
Jemaah haji Indonesia yang terakhir mendapatkan Eyab, sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah embarkasi SUB (Surabaya) 84, SUB 85 serta Jakarta (JKG) 65.
"Setiap tahun pelaksanaan ibadah haji akan ada petugas-petugas yang ditunjuk pemerintah untuk membadalkan jemaah yang meninggal dunia," kata Khalillurrahman di Madinah, Selasa, (9/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved