Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMERINTAH Indonesia menyiagakan 29 ambulans di wilayah Mekah dan Madinah serta di bandara Jeddah dan Madinah untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji Tanah Air.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka menjelaskan, petugas kesehatan menggunakan ambulans untuk melakukan evakuasi atau rujukan berjenjang dari layanan kesehatan di tingkat sektor ke fasilitas kesehatan.
"Ambulans juga biasanya dipergunakan untuk proses tanazul dan visitasi dokter," ungkapnya seperti disampaikan dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ambulans untuk pelayanan jemaah haji harus memenuhi standar Arab Saudi, yang antara lain mencakup fasilitas atau prasarana pendukung pelayanan dan perbekalan pendukung.
"Semua ambulans milik pemerintah Indonesia yang ada di Arab Saudi telah memenuhi kriteria standar yang ditentukan otoritas setempat dan mendapatkan sertifikat Hilal Akmar dari Otoritas Bulan Sabit Merah Arab Saudi," tambahnya.
Penanggung jawab ambulans, dr Janni Koesnomo Matsalim, mengatakan penem-patan dan pemanfaatan ambulans dilakukan berdasarkan kapasitas dan kebutuhan.
Di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah tersedia tiga ambulans besar dan dua ambulans kecil. Ambulans besar digunakan untuk merujuk pasien dengan status gawat darurat dari KKHI menuju rumah sakit yang ada di Arab Saudi, khususnya di wilayah Mekah.
Adapun ambulans kecil dipakai untuk operasional tim visitasi KKHI mengunjungi jamaah haji Indonesia yang tengah dirawat di rumah sakit Arab Saudi.
Sementara itu, 11 ambulans lainnya tersebar di sektor 1 hingga sektor 11 Daerah Kerja Mekah.
"Untuk tiap-tiap ambulans besar disediakan dua pengemudi yang siaga 24 jam, dengan rotasi masing-masing 12 jam. Mereka juga selalu didukung 24 jam oleh TGC di tiap-tiap sektor dalam setiap pergerakannya," kata Janni.
Dalam proses rujukan dari sektor atau KKHI ke rumah sakit Arab Saudi menggunakan ambulans besar, pasien akan didampingi dokter atau perawat dan tenaga pendukung kesehatan dari Tim Gerak Cepat (TGC), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Sementara itu, kemarin, sejumlah jemaah Indonesia wafat di Tanah Suci menjelang puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah.
Jemaah tersebut antara lain berasal dari Embarkasi Padang, Sumatra Barat, yang wafat karena gangguan pernapasan di bagian paru-paru dan gangguan jantung. (Ant/X-11)
KEMENTERIAN Agama menggelar rapat kerja nasional evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M, di Jakarta, 8 - 10 Oktober
Ketiga jemaah haji itu diperbolehkan pulang atas rekomendasi Medif (Medical Informatian Form) dan dinilai layak terbang
KEBERHASILAN sistem penempatan jemaah haji yang diterapkan pada penyelenggaraan haji 2019 menjadi alasan pemerintah untuk mempertahankan sistem tersebut pada penyelenggaraan haji
“Kemenag akan melakukan pertemuan dengan kementerian terkait, seperti kemenlu, kemenaker, kementerian pariwisata, imigrasi, untuk membuat regulasi."
Jemaah haji Indonesia yang terakhir mendapatkan Eyab, sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah embarkasi SUB (Surabaya) 84, SUB 85 serta Jakarta (JKG) 65.
"Setiap tahun pelaksanaan ibadah haji akan ada petugas-petugas yang ditunjuk pemerintah untuk membadalkan jemaah yang meninggal dunia," kata Khalillurrahman di Madinah, Selasa, (9/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved