Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Monetisasi OTT dan Konten Lokal

(Jek/M-4)
21/10/2020 00:30
 Monetisasi OTT dan Konten Lokal
Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020( ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.)

TAHUN ini, Netflix menyebutkan telah menambah katalog konten lokal Indonesia setidaknya 90 judul. Sementara itu, sebagai pendatang baru di pasar Indonesia, Disney+ Hotstar menyebut setidaknya ada 300 judul konten lokal yang masuk katalog mereka.

Adapun Mola TV, yang awalnya lebih familier dengan konten khusus olahraganya, terutama tayangan Liga Inggris, juga menyatakan saat ini terus menambah katalog mereka dengan konten lokal yang dikembangkan dari kekayaan intelektual (IP-intellectual property) yang diciptakan, untuk direplikasi ke pasar internasional.

Berbagai layanan streaming memiliki strategi masing-masing dalam monetisasi katalog konten mereka. Mola TV, misalnya, selain bersandar pada model langganan yang kini angkanya mencapai sekitar 500 ribu pelanggan, juga menjual konten ke pasar internasional.

"Kami punya konten buatan sendiri, yang misalnya pasar di Indonesia belum bisa memberikan nilai besar, kami punya anak perusahaan di Amerika Serikat dan Inggris untuk memasarkan format konten yang kami kembangkan, dikemas dengan format internasional. Ini jadi model monetisasi kedua kami," kata Mirwan.

Konten lokal memang menjadi salah satu 'jualan' bagi Mola TV. Misalnya, seperti program Sofa Kuning yang memang ditujukan segmen anak-anak dan keluarga, atau series dokumenter Garuda Select yang juga dikembangkan dari program kerja sama dengan PSSI dalam mencari bakat pesepak bola muda.

Seperti halnya Mirwan, Alexander Siregar dari Disney+ Hotstar menyebut konten lokal menjadi salah satu penopang monetisasi konten bagi penyedia layanan streaming.

"Konten lokal itu berhasil dan mampu bersaing di platform kami. Contohnya, sejauh ini ada dua judul film Indonesia (salah satunya Sabar ini Ujian) yang masuk jajaran top 10 yang paling banyak ditonton. Bahkan, mengalahkan Aladdin, Lion King, ataupun Cinderella. Jadi kami juga mencoba sebanyak mungkin menjangkau konten lokal," kata Alex yang juga pernah bergabung dengan layanan streaming Goplay dan Iflix ini.

"Kontennya tentu butuh yang secara profil crossover, unik, dan punya relevansi lokalitas, tetapi advance bagi audiensi OTT sebab sempat juga mencoba menaruh konten sinetron tradisional di OTT, tapi itu tidak berhasil. Jadi kontennya juga harus tetap advance," katanya. (Jek/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya