Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DANTE Putratama, 26, tidak pernah merasa ada pandemi saat dia berada di tengah ladang jamur tiram miliknya. Pasalnya, produksi jamur meningkat terus dan pesanan mengalir deras.
"Saya memulai usaha ini saat pandemi covid-19 datang. Bukan pilihan yang terbaik, tapi saya bertekad melakukannya," ujar warga Jalan Nusantara, Kompleks Kaveling IPTN, Kelurahan Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat, itu. Modalnya cukup besar bagi kantong seorang anak muda. Pada April lalu, ia merogoh kocek Rp4 juta untuk memulai.
Kuncinya hanya satu. "Saya yakin budi daya jamur tiram memiliki prospek yang bagus dan menjanjikan. Jamur tumbuh setiap hari, panen terus, sehingga perputaran uang juga cepat," ujarnya.
Dengan memanfaatkan garasi rumah, setelah lima bulan berusaha, pesanan dan konsumen tidak berhenti datang. Dante memasarkan jamur tiramnya lewat media sosial. Ia membatasi bekerja di area Bandung Raya.
"Sehari bisa terjual 7 kilogram. Saya yakin usaha ini akan berkembang karena jamur sudah dikonsumsi semua kalangan," tegasnya yakin.
Pemasaran daring juga harus dilakukan Iis Komala, 36, pemilik usaha kerajinan bambu di Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak masa pandemi, memajang hasil kerajinan di ruang pamer Toko Annur Saputra, miliknya, tidak lagi ideal.
Dalam sehari, konsumen yang datang bisa dihitung jari. Ekonomi keluarga Iis sempat goyah.
Media sosial pun dipilih untuk memperbesar peluang. Penjualan piring rotan, sapu lidi, injuk, dan sandal pun mulai terkatrol.
Rian Agung, 50, perajin peralatan dapur berbahan seng dan tembaga, juga tidak asing dengan pemasaran daring. Warga Dawagung, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmlaya, itu bisa menjual berbagai produknya, seperti wajan, loyang, kastrol, oven, hingga pembakaran satai secara daring.
"Kalau berharap penjualan langsung, rasanya cukup sulit di masa pandemi ini. Beruntung ada media sosial sehingga saya bisa memasarkan produk dan mendapat pelanggan baru dari berbagai daerah," lanjut Rian.
Kabid UMKM Dinas Perindustrian Tasikmalaya Amir Sudyana mengakui banyak perajin di wilayahnya yang bertahan berkat pemasaran secara daring. "Kami berusaha mendampingi mereka bukan dengan pemberian modal, melainkan pelatihan, merancang produk dan kemasannya." (Depi Gunawan/Kristiadi/N-3)
PENYEBARAN jamur beracun Aspergillus flavus dapat meningkat sekitar 16%, sehingga 1 juta orang lebih berisiko mengalami infeksi jamur yang mematikan ini di Eropa.
Ulat grayak musim gugur (fall armyworm) telah menjadi hama global yang mengancam ketahanan pangan di lebih dari 80 negara.
Para ilmuwan dikejutkan penemuan seekor katak hidup di Ghats Barat, India, yang memiliki jamur dari genus Mycena tumbuh di kulitnya.
Keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang.
Keringat pada tempat-tempat yang lembap menyebabkan munculnya jamur, seperti di daerah-daerah lipatan pada kulit yang tidak secara langsung sering dibersihkan.
Pernahkah Anda tidak sengaja makan roti yang sudah berjamur? Entah karena tidak terlihat atau terlewat, kejadian seperti ini cukup umum, tetapi bisa menimbulkan kekhawatiran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved