Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

DBS Tetap Optimistis Kendati Ketidakpastian Berlangsung Lama

M Ilham Ramadhan Avisena
20/6/2025 05:11
DBS Tetap Optimistis Kendati Ketidakpastian Berlangsung Lama
PT Bank DBS Indonesia menyatakan tetap optimistis kendati ketidakpastian dunia masih cukup tinggi dan diprediksi akan berlangsung lama. Perusahaan menyatakan bakal mencari peluang yang mungkin bisa dioptimalisasi di tengah tekanan ekonomi global dan domest(Dok. PT Bank DBS Indonesia)

PT Bank DBS Indonesia menyatakan tetap optimistis kendati ketidakpastian dunia masih cukup tinggi dan diprediksi akan berlangsung lama. Perusahaan menyatakan bakal mencari peluang yang mungkin bisa dioptimalisasi di tengah tekanan ekonomi global dan domestik. 

Head of Investment Product and Advisory PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo mengatakan, ketidakpastian ekomomi, baik di level global atau pun domestik, bukan sesuatu yang baru. Indonesia, kata dia, telah melewati berbagai rintangan dengan baik selama ini.

"Memang kondisi sekarang, situasi pasar ini tingkat ketidakpastiannya termasuk tinggi. Banyak peristiwa-peristiwa geopolitik, perang dagang yang muncul dan tampaknya bisa dibilang on-off, dan itu menyebabkan volatilitas tinggi. Tapi kenyataannya, kita selalu melewati dan berhasil, semua berjalan dengan baik," ujarnya dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (19/6).

DBS Indonesia, lanjut Djoko, menyikapi kondisi ekonomi dunia dan domestik secara positif. Dalam artian, perusahaan tetap berusaha membantu para nasabah atau calon nasabah untuk mencari peluang yang bisa dimanfaatkan. Tujuannya ialah agar nilai kekayaan para nasabah bisa tetap terjaga, atau bahkan bertumbuh.

Karenanya, DBS Indonesia turut menyiapkan sejumlah produk yang bisa dimanfaatkan di segala situasi dan kondisi di pasar. Pada situasi saat ini, misalnya, perusahaan akan menawarkan produk yang relatif stabil terhadap gejolak seperti deposito. 

Selain deposito, DBS Indonesia juga memiliki produk yang stabil seperti obligasi. "Obligasi saat ini salah satu produk yang sangat digemari kalau kita lihat trennya. Saya melihat juga investor pun mulai dari yang paling usia lanjut sampai yang paling muda, yang baru pertama investasi, itu sudah masuk, apalagi dengan adanya IPO-IPO yang diluncurkan Kemenkeu," jelas Djoko. 

"Jadi, peluang selalu ada dan untuk saat ini memang banyak yang menuju ke produk yang sifatnya memberikan pendapatan yang relatif stabil seperti obligasi," tambahnya. 

Namun itu tak berarti perusahaan mengabaikan produk investasi lain. DBS Indonesia akan tetap menyediakan produk seperti saham. Kendati saham merupakan instrumen investasi berisiko tinggi, di tengah tekanan ekonomi dunia seperti saat ini saham juga memiliki peluang. 

"Misal, kita melihat teknologi, utamanya AI, mereka lebih resilient, bahkan beberapa saat lalu mengalami kenaikan lagi. Jadi hal-hal seperti ini yang harus kita manfaatkan. Yang paling penting adalah kita harus memastikan dari sisi nasabah sendiri, bagaimana profil risiko mereka dan bagaimana kebutuhan mereka," tutur Djoko. 

Optimisme tersebut menjadi landasan bagi perusahaan kendati ketidakpastian dunia diperkirakan akan berlangsung lama. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ketidakpastian dunia kali ini jauh lebih menantang dan berpeluang besar terjadi dalam waktu yang lama.

"Kita menyaksikan ketidakpastian ini akan lebih permanen. Karena sifat dari ketidakpastian itu sendiri bukan karena situasi yang sifatnya temporer, tetapi lebih kepada shifting yang kemungkinan jangkanya menengah panjang," jelasnya dalam Economic Update 2025 yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Rabu (18/6).

Dengan kata lain, instabilitas atau ketidakpastian dunia saat ini berbeda dengan situasi sebelumnya seperti saat pandemi covid-19, misalnya. Saat itu, penyebab utama dari ketidakpastian adalah wabah yang mengganggu mobilitas dan mendisrupsi rantai pasok global. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya