Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Buat kamu yang lagi cari hunian pertama dengan budget minim, kabar gembira datang dari pemerintah! Ada bocoran soal program rumah subsidi tipe 18 meter persegi dengan cicilan super ringan, mulai dari Rp600 ribuan per bulan. Program ini dirancang khusus untuk generasi muda dan masyarakat berpenghasilan rendah yang pengin punya rumah sendiri tanpa harus nunggu kaya dulu.
Berdasarkan pernyataan resmi dari BP Tapera dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), harga rumah subsidi 18 m² diperkirakan mulai Rp108 juta sampai Rp120 juta. Kalau kamu ambil skema KPR dengan tenor 20 tahun, cicilannya bisa cuma sekitar Rp600.000–Rp700.000 per bulan. Ini sudah termasuk bunga tetap karena masuk skema bantuan pembiayaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Kami siapkan hunian yang lebih kecil tapi fungsional. Ini cocok untuk anak muda atau keluarga kecil yang baru mulai," ujar Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.
Walau mungil, rumah subsidi 18 meter persegi ini tetap dirancang agar nyaman dihuni. Luas tanah minimalnya 25 meter persegi. Rumahnya memang sederhana, tapi cukup untuk satu kamar, kamar mandi, dapur kecil, dan area santai.
Yang menarik, rumah-rumah ini bakal dibangun di sekitar wilayah perkotaan dan kawasan aglomerasi seperti Jabodetabek. Jadi, kamu bisa tetap dekat pusat aktivitas tanpa harus tinggal di pelosok.
Program ini ditargetkan untuk:
Syarat utama: kamu belum pernah menerima subsidi perumahan dari pemerintah sebelumnya, dan sudah bekerja minimal 1 tahun.
Rencana rumah subsidi 18 m² ini memang masih tahap penggodokan. Pemerintah tengah menyusun draf revisi regulasi rumah subsidi agar skema ini legal dan bisa dijalankan secepatnya. Meski begitu, bocoran harga dan cicilannya sudah ramai dibahas di media.
Program ini sempat menuai pro dan kontra. Beberapa pihak menilai ukuran 18 m² terlalu kecil dan tidak sesuai standar hunian layak. Tapi, di sisi lain, banyak juga yang melihatnya sebagai alternatif realistis di tengah harga properti yang makin gak masuk akal.
"Daripada nyewa terus, mending punya sendiri meskipun kecil. Minimal udah ada pegangan," ujar salah satu calon pembeli.
Dengan cicilan hanya Rp600 ribu per bulan, rumah subsidi 18 meter persegi bisa jadi solusi bagi kamu yang mau segera punya rumah, tapi tetap hemat. Meski ukurannya mini, fungsinya tetap maksimal—pas banget buat kamu yang punya gaya hidup minimalis dan praktis. (BP Tapera/Kemen PKP/Z-10)
Rumah subsidi dengan luas 18 meter memang menunjukkan niat negara dalam menjamin hak tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Target pasar dari pembangunan rusun tersebut adalah generasi milenial.
Kebijakan ini menjadi yang pertama di Indonesia dan diharapkan mampu mengurangi beban awal masyarakat saat membeli rumah.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, melontarkan apresiasi sekaligus tantangan kepada para pengembang rumah subsidi.
Pesona Kahuripan (PK) Group telah sukses membangun tidak kurang dari 14 ribu unit hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
BADAN Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mendorong agar akad kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hanya boleh dilakukan ketika rumah sudah siap huni.
Pemerintah menambah kuota KPR FLPP jadi 350.000 unit, namun tantangan pembiayaan dan seleksi kelayakan masyarakat menjadi hambatan utama dalam penyerapannya.
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Program pembangunan 3 juta rumah diharapkan dapat menguatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi masyarakat miskin, serta mengurangi ketimpangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved