Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KOALISI Ojol Nasional (KON) menolak rencana merger antara Grab dan GoTo. Penolakan tegas dari koalisi ojek online tersebut dilakukan karena mereka menilai, penggabungan dua raksasa transportasi digital lewat merger Grab-GoTo dapat berdampak buruk bagi jutaan mitra pengemudi dan pelaku UMKM yang bergantung pada ekosistem layanan tersebut.
Ketua Presidium KON, Andi Kristiyanto, menyebut merger ini berisiko memunculkan kebijakan baru yang bisa memperketat sistem order, menekan tarif, dan memangkas pendapatan pengemudi.
“Ini bukan hanya soal bisnis, tapi soal keberlangsungan hidup. Mitra pengemudi bisa jadi korban efisiensi pasca-merger,” kata Andi melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/5).
Andi juga memperingatkan potensi lonjakan pengangguran akibat pemutusan kemitraan secara masif. Oleh karena itu, Andi mengatakan pihaknya mendesak pemerintah untuk hadir sebagai regulator dan melakukan pengawasan ketat atas proses ini.
“Komdigi dan Kementerian Koperasi dan UKM harus turun tangan. Ini menyangkut perlindungan data pengguna, keberlangsungan UMKM, hingga nasib pekerja digital di akar rumput,” kata Andi.
Diketahui, proses merger Grab dan GoTo ditargetkan rampung pada kuartal kedua tahun ini. Jika terealisasi, tiga dari empat pemain besar transportasi online nasional akan dikuasai oleh entitas asing.
Ekonom senior dari Segara Institute, Piter Abdullah menilai pemerintah tak boleh pasif. “Komdigi harus lebih jeli. Kalau data pengguna dikuasai asing, ini bisa jadi ancaman bagi kedaulatan digital. Jangan sampai kita kecolongan,” ujar Piter. (H-3)
BPI Danantara menegaskan bahwa hingga saat ini belum terlibat dalam rencana akuisisi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (Goto) oleh Grab.
Kabar keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab menandai fase baru peran negara dalam menjaga kedaulatan digital.
Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy mengeklaim pihaknya tidak mengenakan komisi lebih dari 20% kepada mitra pengemudi ojek online (ojol).
SANTER dikabarkan akan merger atau bergabung dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Goto), PT Grab Teknologi Indonesia (Grab) membantah hal tersebut.
Pernyataan tersebut merespons keluhan para pengemudi ojol atas biaya sewa aplikasi yang dikenakan potongan hingga 30%.
KETUA Presidium Koalisi Ojol Nasional (KON) Andi Kristianto mendesak adanya regulasi yang adil bagi status pengemudi ojek online (ojol).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved