Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PERTUMBUHAN ekonomi triwulan I 2025 yang hanya mampu mencapai 4,87% (yoy) jauh di bawah target Kerangka Ekonomi Makro yang dipatok pemerintah sebesar 5,1%-5,5%. Meski angka ini sedikit lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia sebesar 4,7%, capaian pertumbuhan tersebut dipandang tidak cukup untuk menjamin tercapainya target tahunan.
"Dalam kondisi ceteris paribus dan tidak ada terobosan program dari pemerintah, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 4,87%, akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5% secara agregat pada akhir tahun," ujar Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani dalam keterangannya, Senin (5/5).
Ia menyebut, triwulan pertama biasanya menjadi momentum penting pertumbuhan, terlebih adanya momen Ramadan dan Lebaran yang mendongkrak perputaran uang hingga lebih dari Rp140 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tumbuh 5,11%, capaian tahun ini menunjukkan pelemahan signifikan.
Menurutnya, kontraksi ekonomi ini disebabkan oleh tekanan di hampir seluruh komponen utama pendorong pertumbuhan. Pertama, daya beli masyarakat melemah seiring meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Apindo mencatat lebih dari 40 ribu tenaga kerja mengalami PHK sejak awal tahun. Ini adalah indikator yang perlu diwaspadai agar tidak berkelanjutan," kata Ajib.
Kedua, belanja pemerintah juga mengalami tekanan serius. Penerimaan pajak hanya mencapai 14,7% dari target sampai Maret 2025, jauh dari target ideal 20%. Pola pengelolaan dividen BUMN oleh Danantara justru dinilai menjadi penggerus sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Ketiga, sisi investasi masih stagnan akibat sikap wait and see pelaku usaha di tengah fluktuasi ekonomi domestik dan global. Keempat, sektor ekspor-impor terpukul oleh kebijakan tarif proteksionis dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump.
Untuk membalikkan kondisi, Ajib menekankan perlunya kebijakan ekonomi berbiaya rendah seperti yang diterapkan pemerintah Tiongkok.
"Paling tidak ada empat hal yang bisa didorong pemerintah, yaitu penyediaan energi murah, infrastruktur dan logistik efisien, klastering ekonomi dan ekosistem bisnis, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja," terang Ajib.
Lebih jauh, Apindo mendorong pembentukan konsep Indonesia Incorporated yang menekankan pentingnya sinergi pemerintah dan dunia usaha dalam merancang solusi strategis, termasuk deregulasi, revitalisasi industri padat karya, dan desain kebijakan pro pertumbuhan serta pemerataan.
"Kalau pemerintah fokus dengan program jangka pendek sekaligus jangka panjang, kontraksi ekonomi triwulan I bisa menjadi fondasi untuk pertumbuhan selanjutnya yang lebih baik. Tapi, harus ada terobosan signifikan dari pemerintah agar pertumbuhan ekonomi agregat tahun 2025 bisa mencapai angka psikologis minimal 5%," pungkas Ajib. (Mir/E-1)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menyatakan bahwa gaji ke-13 bagi ASN bisa mendorong konsumsi rumah tangga meskipun terbatas.
Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto bersiap meluncurkan enam program bantuan dan insentif ekonomi mulai 5 Juni 2025.
PEMERINTAH berencana akan kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada para pekerja mulai Juni 2025.
CoRE mengatakan bahwa dampak dari paket-paket stimulus yang akan diberikan pemerintah untuk mendongkrak daya beli baru akan terlihat di kuartal III tahun ini.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonedia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam menyatakan bahwa badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak hanya terjadi di Indonesia.
WAKIL Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mengaku prihatin terhadap fenomena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) saat ini.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mulai memberhentikan lebih dari 1.300 pegawainya sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang sudah lama dirancang.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) secara resmi memulai proses pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 1.300 pegawainya pada Jumat (11/7).
DEPARTEMEN Urusan Veteran AS (VA) mengumumkan bahwa mereka tidak lagi melanjutkan rencana awal untuk melakukan pemutusan hubungan kerja massal terhadap puluhan ribu pegawai pada Agustus.
Panduan bijak mengelola cicilan dan pinjaman di tengah krisis ekonomi, agar tetap stabil meski pendapatan terganggu dan beban finansial meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved