Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KONSUMSI rumah tangga merupakan mesin utama penggerak ekonomi Indonesia. Namun, pada awal 2025, trennya menunjukkan perlambatan. Berikut ini 7 poin penting yang perlu Anda ketahui terkait pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada triwulan I 2025, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,89% year-on-year (YoY). Angka ini lebih rendah dibanding triwulan IV 2024 (4,98%) dan triwulan I 2024 (4,91%).
Meski pertumbuhannya melambat, konsumsi rumah tangga masih menyumbang 54,53% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan kontribusi langsung sebesar 2,67% terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor kunci yang menyebabkan pelemahan konsumsi. Konsumen kini lebih selektif dan berhati-hati dalam belanja.
Meski melambat secara agregat, sejumlah sektor masih mencatatkan pertumbuhan tinggi:
Transportasi dan komunikasi: tumbuh 6,18%
Restoran dan hotel: tumbuh 6,06%
Makanan dan minuman (selain restoran): tumbuh 4,05%
Tidak semua sektor menikmati pertumbuhan. Konsumsi untuk pakaian dan alas kaki tumbuh hanya 3,48%, menandakan pergeseran prioritas belanja masyarakat ke kebutuhan pokok dan jasa.
Tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga telah berada di bawah 5% sejak triwulan IV 2023. Saat itu, angkanya hanya 4,4% YoY, dan sepanjang 2024 tetap berada di kisaran 4,9%.
BPS menekankan pentingnya menganalisis lebih dalam subsektor konsumsi agar kebijakan ekonomi dapat menyesuaikan dengan preferensi baru konsumen Indonesia. Meskipun tren melambat, struktur konsumsi menunjukkan stabilitas dengan variasi antar sektor.
Melemahnya konsumsi rumah tangga Indonesia pada awal 2025 bukan sepenuhnya negatif. Beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencerminkan pergeseran gaya hidup dan preferensi masyarakat. Pemahaman terhadap dinamika ini penting untuk mengarahkan strategi pemulihan ekonomi ke depan.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
BRI memproyeksikan bahwa monetisasi emas melalui pendirian bank emas atau bullion bank dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto hingga Rp245 triliun
Seruan hidup hemat (hidup hemat) oleh warganet berpotensi besar memperlambat laju perekonomian. Itu karena konsumsi masyarakat merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi
PEMERINTAH di bawah Presiden Prabowo Subianto dinilai telah memiliki modal kuat untuk merengkuh ambisi pertumbuhan ekonomi tinggi. Sejumlah program dan misi dari Kepala Negara
KONTRIBUSI sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) dapat melampaui 5%.
Koperasi berhasil melampaui target yang ditetapkan terhadap pertumbuhan domestik bruto (PDB) yakni melampaui di atas 6,2%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved