Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Mengapa Konsumsi Rumah Tangga Melambat? Ini 7 Penjelasan BPS

M Ilham Ramadhan Avisena
05/5/2025 16:14
Mengapa Konsumsi Rumah Tangga Melambat? Ini 7 Penjelasan BPS
Konsumsi Rumah Tangga(MI/Agung Wibowo)

KONSUMSI rumah tangga merupakan mesin utama penggerak ekonomi Indonesia. Namun, pada awal 2025, trennya menunjukkan perlambatan. Berikut ini 7 poin penting yang perlu Anda ketahui terkait pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

1. Pertumbuhan Konsumsi Melambat ke 4,89% (YoY)

Pada triwulan I 2025, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,89% year-on-year (YoY). Angka ini lebih rendah dibanding triwulan IV 2024 (4,98%) dan triwulan I 2024 (4,91%).

2. Masih Menjadi Penopang Utama Perekonomian

Meski pertumbuhannya melambat, konsumsi rumah tangga masih menyumbang 54,53% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan kontribusi langsung sebesar 2,67% terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Perubahan Pola Konsumsi Jadi Pemicu Utama

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor kunci yang menyebabkan pelemahan konsumsi. Konsumen kini lebih selektif dan berhati-hati dalam belanja.

4. Beberapa Sektor Tetap Tumbuh Kuat

Meski melambat secara agregat, sejumlah sektor masih mencatatkan pertumbuhan tinggi:

5. Sektor Pakaian dan Alas Kaki Mengalami Pelemahan

Tidak semua sektor menikmati pertumbuhan. Konsumsi untuk pakaian dan alas kaki tumbuh hanya 3,48%, menandakan pergeseran prioritas belanja masyarakat ke kebutuhan pokok dan jasa.

6. Konsumsi Rumah Tangga Stabil tapi di Bawah 5% Sejak Akhir 2023

Tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga telah berada di bawah 5% sejak triwulan IV 2023. Saat itu, angkanya hanya 4,4% YoY, dan sepanjang 2024 tetap berada di kisaran 4,9%.

7. Perlu Analisis Lebih Mendalam terhadap Perubahan Perilaku Konsumen

BPS menekankan pentingnya menganalisis lebih dalam subsektor konsumsi agar kebijakan ekonomi dapat menyesuaikan dengan preferensi baru konsumen Indonesia. Meskipun tren melambat, struktur konsumsi menunjukkan stabilitas dengan variasi antar sektor.

Kesimpulan

Melemahnya konsumsi rumah tangga Indonesia pada awal 2025 bukan sepenuhnya negatif. Beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencerminkan pergeseran gaya hidup dan preferensi masyarakat. Pemahaman terhadap dinamika ini penting untuk mengarahkan strategi pemulihan ekonomi ke depan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya