Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
TEKANAN terhadap neraca dagang Indonesia dinilai kian nyata di tengah memanasnya perang dagang global. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal menegaskan nasib surplus perdagangan Indonesia sangat bergantung pada hasil negosiasi dagang internasional yang masih berlangsung.
"Sebetulnya hasilnya nanti bagaimana bergantung pada bagaimana hasil negosiasi sebetulnya," ujar Faisal saat dihubungi, Senin (21/4).
Ia merujuk pada dinamika kebijakan proteksionis Amerika Serikat yang kini mulai berdampak pada negara-negara lain, termasuk Indonesia. Menurut Faisal, dengan kebijakan tarif yang sudah efektif terhadap Tiongkok, negara-negara lain diprediksi akan mengikuti langkah serupa dengan memperketat impor mereka.
Kondisi tersebut dinilai bisa memukul pertumbuhan ekspor Indonesia ke banyak negara. "Secara umum kita akan mengalami penurunan pertumbuhan ekspor, bukan hanya ke Amerika tapi juga ke negara-negara yang lain karena kemungkinan negara-negara lain juga akan melakukan kontrol terhadap impor mereka lebih tinggi," jelas Faisal.
Dia menambahkan, penurunan ekspor, yang tak hanya terbatas ke AS, akan berdampak langsung pada kinerja perdagangan Indonesia. Jika tak ada penyesuaian kebijakan atau peluang pasar baru, surplus dagang bisa terus menyusut.
"Dengan perkembangan yang sekarang, skenarionya ya seperti itu: ekspor turun, impor berpotensi naik, dan surplus makin menipis," terang Faisal.
Selain itu, dia juga memperingatkan adanya potensi lonjakan, terutama dari Tiongkok yang kini tengah menghadapi pembatasan besar-besaran dari AS.
"Tiongkok oversupply posisinya dan sekarang dalam posisi yang perang dagang besar-besaran dengan Amerika, yang artinya semua produk Tiongkok tidak bisa masuk ke Amerika, pasti akan mencari jalan untuk masuk ke pasar-pasar yang lain dan kemungkinan besar Indonesia salah satu pasar yang paling potensial untuk dimasuki," jelas Faisal.
Ia menambahkan, strategi Tiongkok untuk mengalihkan ekspor ke pasar lain bisa menjadikan Indonesia sasaran utama, sehingga tekanan terhadap sektor industri domestik bisa semakin besar. "Jadi ada potensi lonjakan impor terutama dari Tiongkok," pungkas Faisal. (Mir/M-3)
Thai Trade Center Jakarta, di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) Ministry of Commerce Thailand resmi membuka acara Thailand Week 2025 di Jakarta.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
LOGISTIK adalah nadi perekonomian yang menggerakkan perdagangan, menyambungkan daerah, dan memastikan roda industri terus berputar. Namun di Indonesia,
Presiden Prabowo turut meminta agar Malaysia membangun fasilitas lintas batas seperti yang telah dilakukan Indonesia
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Pemerintahan Trump selidiki kebijakan dagang Brasil terkait perdagangan digital, tarif preferensial, dan intervensi hukum yang merugikan perusahaan AS.
NEGOSIASI dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat masih terus berlanjut meskipun Indonesia telah ditetapkan bahwa Indonesia dikenai tarif impor sebesar 19 persen
KESEPAKATAN antara Indonesia dan Amerika Serikat yang baru saja diumumkan berpotensi menekan penerimaan negara. Itu terjadi lantaran Indonesia akan kehilangan potensi penerimaan.
Sambil berkelakar, Presiden Prabowo menceritakan dirinya sedikit takut jika Presiden Trump mengajaknya bermain golf.
INDONESIA harus berkorban untuk mencapai kesepakatan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat yang berujung pada penurunan persentase dari 32% menjadi 19%.
PRESIDEN Prabowo Subianto menanggapi hasil negosiasi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai tarif impor yang tidak resiprokal.
PRESIDEN Prabowo Subianto berseloroh saat ditanya soal puas atau tidak dengan hasil negosiasi bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved