Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KESEPAKATAN antara Indonesia dan Qatar untuk membentuk dana investasi bersama senilai US$4 miliar dinilai sebagai langkah strategis yang menjanjikan. Namun, realisasi investasi Qatar tersebut masih bergantung pada kesiapan Indonesia dalam menyiapkan proyek yang kredibel dan menarik secara komersial.
Peneliti dari Center of Reform on Economics (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan nilai komitmen masing-masing sebesar US$2 miliar dari kedua negara mencerminkan kepercayaan Qatar terhadap potensi ekonomi Indonesia, khususnya pada sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, energi, dan hilirisasi industri.
"Besarnya nilai komitmen dari kedua belah pihak menggambarkan kepercayaan dan minat Qatar terhadap potensi ekonomi Indonesia. Namun, peluang realisasi kesepakatan ini masih akan sangat bergantung pada sejumlah prasyarat penting," kata dia, Selasa (15/4).
Yusuf menekankan bahwa Indonesia harus mampu menyediakan pipeline proyek yang tidak hanya kredibel dan terstruktur dengan baik, tapi juga memiliki skema pengembalian investasi yang jelas.
"Selama ini, banyak potensi investasi strategis yang terkendala pada tahap perencanaan atau mengalami hambatan regulasi di tingkat teknis. Jika kita tidak mampu menyodorkan daftar proyek yang feasible dan bankable, maka dana yang dijanjikan berisiko hanya akan berhenti di atas kertas," jelas Yusuf.
Selain kesiapan proyek, menurutnya, pertimbangan komersial akan tetap menjadi penentu utama Qatar dalam merealisasikan investasinya, terlepas dari relasi diplomatik yang positif.
"Qatar, seperti halnya sovereign wealth fund lainnya, akan tetap menempatkan pertimbangan komersial sebagai dasar utama keputusan investasi. Proyek-proyek yang diusulkan tetap harus memenuhi standar return on investment yang kompetitif," tutur Yusuf.
Dalam konteks ini, dia menilai reformasi iklim investasi harus jadi prioritas pemerintah. Mulai dari penyederhanaan perizinan, penataan tata ruang, hingga kepastian dalam penyelesaian sengketa, semuanya harus diperbaiki agar Indonesia tak sekadar jadi tujuan janji investasi.
"Pemerintah perlu hadir dalam memastikan bahwa iklim investasi kondusif. Tanpa itu, kesepakatan strategis seperti ini rentan mandek sebelum benar-benar menghasilkan dampak ekonomi," pungkas Yusuf. (H-3)
Era globalisasi akan meningkatkan potensi investor masuk ke Indonesia dan para investor membutuhkan konsultan hukum yang anti-mainstream.
KEHADIRAN Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut membuka peluang pencapaian pertumbuhan ekonomi di angka 8% dan menjadi daya pikat bagi penanam modal asing
Danantara bakal mengelola aset-aset seluruh perusahaan pelat merah di dalam negeri, menjadi modal untuk menarik investasi asing masuk ke dalam negeri.
INDONESIA sejatinya dipandang sebagai negara tujuan investasi yang menarik. Namun aspek kepastian dan prediktabilitas iklim usaha kerap mengganjal penanaman modal asing di dalam negeri.
Penasihat Khusus Bidang Ekonomi Presiden Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa transisi energi berpotensi menarik investasi asing ke Indonesia.
PENELITI dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menegaskan bahwa keberadaan premanisme dan ormas meresahkan sangat berpotensi mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Lamongan menyatakan kesiapannya dalam hal infrastruktur investasi. Iklim investasi yang baik akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang sustainable.
GRUP perusahaan Korsel yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI) menyampaikan rencana mereka menambah nilai investasi US$1,7 miliar atau setara dengan Rp30 triliun
Perbaikan iklim investasi di Indonesia guna menarik dan mempertahankan kehadiran investor. LG Energy Solution (LGES) mundur dari Proyek Titan pengembangan baterai kendaraan listrik
Pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Adiwarman Karim berpesan kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved