Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, 26 Maret 2025: Menguat tapi tidak Signifikan

Andhika Prasetyo
26/3/2025 10:09
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, 26 Maret 2025: Menguat tapi tidak Signifikan
Ilustrasi(Antara)

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 26 Maret 2925, dibuka menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.604 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.612 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan kemarin, kurs rupiah menyentuh angka Rp16.612 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.568 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini menguat dipengaruhi pelemahan indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) menjadi 92,9 dari bulan lalu 100,1 dan ekspektasi 94.

Kurs rupiah hari ini diperkirakan menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah survei menunjukkan indeks kepercayaan konsumen AS yang turun ke tingkat terendah dalam 12 tahun,” ujar Lukman di Jakarta, Rabu.

Kendati demikian, kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan mulai diterapkan pekan depan membatasi penguatan. Walaupun tarif AS masih penuh dengan ketidakpastian karena ada kemungkinan revisi atau memundurkan jadwal penerapan kebijakan tersebut, tetapi hingga saat ini Trump tetap bersikukuh memberlakukan rencana tersebut pada 2 April 2025.

Pasar tak yakin seberapa besar Trump akan berkomitmen terhadap rencana penerapan tarif tersebut, mengingat ia telah mengubah langkah-langkah terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, Tiongkok dan Uni Eropa telah mempersiapkan balasan terhadap AS dan diperkirakan bakal memberlakukan tindakan lebih ketat terhadap tarif timbal balik Trump.

Tensi ketegangan perdagangan global diperkirakan akan meningkat seiring kebijakan tarif timbal balik dari AS, walaupun ada sebagian negara yang mendapatkan keringanan.

Presiden Donald Trump berencana menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai bulan depan. Alih-alih mengenakan pungutan yang luas di seluruh industri, pemerintahan Trump diharapkan untuk fokus pada negara-negara dengan ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan dengan AS.

“Kombinasi dari kekhawatiran kebijakan tarif Trump kekhawatiran investor akan perkembangan domestik belakangan ini seperti defisit anggaran, penurunan rating oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs, kontroversi UU TNI (Undang-Undang Tentara Negara Indonesia), dan Danantara menekan mata uang emerging,” ungkap Lukman. (Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya