Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KOREKSI atau penurunan harga saham perbankan di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh persepsi negatif pasar. Sebab secara umum, kondisi fundamental perbankan di Tanah Air terbilang masih cukup baik dan solid.
Demikian disampaikan Direktur Utama PT SMBC Indonesia Tbk. Henoch Munandar kepada pewarta usai melakukan taklimat media di Jakarta, Senin (10/3).
"Kalau kita lihat yang kemarin, itu lebih condong ke arah persepsi pasar. Tapi kalau dalam jangka menengah-panjang, kita harus melihat fundamental dari performa," ujarnya.
Menurut dia, fundamen perbankan Indonesia secara umum masih cukup solid. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator seperti kecukupan modal, penyaluran kredit, dan hal lainnya.
Karenanya, Henoch meyakini fluktuasi harga saham perbankan Tanah Air banyak disebabkan oleh persepsi investor. Namun ia enggan menduga lebih lanjut faktor apa yang memengaruhi persepsi tersebut.
Bisa jadi, imbuhnya, karena selama ini perbankan di Indonesia selalu mencatatkan kinerja pertumbuhan dua digit namun dalam beberapa waktu terakhir melambat.
"Perbankan Indonesia beberapa tahun terakhir ini mendapat respons yang luar biasa dari investor, karena pertumbuhannya umumnya selalu double digit, dari kredit, profitabilitas, dan lainnya," terang Henoch.
"Perbankan di Indonesia ini fundamentalnya masih cukup solid, hanya, mungkin para investor itu terbiasa melihat pertumbuhan yang double digit. Ini persepsi yang perlu ditanyakan ke pelaku pasar tersebut," pungkas dia. (Mir/E-1)
Salah satu aspek yang menjadi peranan penting dari pertumbuhan ekonomi saat ini adalah masuknya investasi langsung atau yang disebut dengan Foreign Direct Investment (FDI).
Buku panduan tata kelola yang diterbitkan OJK mengusung prinsip-prinsip dasar kecerdasan artifisial yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Kerja sama ini meliputi kolaborasi pelanggan digital, peningkatan aktivitas transaksional, pengelolaan dana lembaga dan ritel, kredit lembaga maupun ritel.
Bank Mandiri menempati peringkat ke-105 dari 500 perusahaan terbaik di kawasan Asia Pasifik, teratas dalam kategori Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) IV asal Indonesia.
Secara umum risiko kredit perbankan masih tetap terjaga yang ditunjukkan melalui rasio non-performing loan (NPL) di kisaran 2% pada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved