Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Strategi Majukan Sektor Pertanian dalam Negeri

M Iqbal Al Machmudi
11/2/2025 21:21
Strategi Majukan Sektor Pertanian dalam Negeri
Petani memasang jaring penghalau hama burung pipit (Estrildidae) pada tanaman padi di persawahan Desa Tanjungrejo, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2024).(ANTARA/YUSUF NUGROHO)

DALAM upaya memajukan sektor pertanian dalam negeri terdapat 4 strategi antara lain maximize profitability (memaksimalkan profitabilitas), accelerate innovation (mempercepat inovasi), joint-effort in sustainability (upaya bersama dalam keberlanjutan), dan united one team (bersatu sebagai satu tim).

"Melalui strategi petani maju, kami berkomitmen menghadirkan solusi inovatif yang memberdayakan petani Indonesia. Kami akan bersinergi dengan mitra-mitra kami untuk mencapai tujuan ini," kata Presiden Direktur Syngenta Indonesia Eryanto, Selasa (11/2).

Ia mengatakan kolaborasi jadi fokus utama dalam pilar joint-effort in sustainability yang menekankan pentingnya kemitraan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di era modern.

Sebagai bagian inisiatif ini, Syngenta Indonesia menggelar panel diskusi yang menghadirkan dua sesi membahas topik krusial dalam sektor pertanian.

Sesi pertama bertema Memperkuat Kemitraan untuk Ketahanan Pangan Nasional dan Kesejahteraan Petani yang dimoderatori Nanin Noorhajati, Crop Protection Development Head.

Diskusi ini menghadirkan narasumber Guru Besar Fakultas Pertanian IPB sekaligus Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian Prof Dadang, Agung Kurniawan (CropLife Indonesia), Abu Bakar selaku petani jagung dan Ketua Sahabat NK Indonesia, dan Frederick Huntercol Manihuruk selaku Lead Farmer Network (petani andalan) dari Kabupaten Simalungun.

Diskusi ini menyoroti peran Syngenta dalam memperkuat kemitraan untuk mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Di tengah berbagai tantangan pertanian, perubahan iklim berdampak luar biasa terhadap munculnya berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT).

Kehadiran OPT ini dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hasil panen yang akan berdampak langsung pada program swasembada dan ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah dalam Astacita. Untuk itu diperlukan teknologi pertanian guna membantu petani mengatasi tantangan itu, baik berupa produk perlindungan tanaman maupun benih berkualitas.

“Di sinilah peran Syngenta perlu dioptimalkan dalam menyediakan benih dan produk perlindungan tanaman berkualitas serta terjangkau oleh petani. Produk perlindungan tanaman berkualitas merupakan salah satu strategi dalam pengendalian hama terpadu (PHT)."

"Yang perlu diperhatikan adalah penggunaannya di lapangan agar petani mendapatkan manfaatnya secara maksimal. Karena itu, kolaborasi dengan pemerintah, asosiasi, dan akademisi amat penting untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani,” kata Prof Dadang.

Abu Bakar berpendapat petani juga perlu mendapatkan kemudahan akses terhadap teknologi pertanian. Dengan memiliki akses dan pengetahuan terhadap teknologi, maka petani dapat maju dan sejahtera.

Frederick mengatakan petani membutuhkan edukasi soal cara memperbaiki kesuburan tanah agar membuat hasil pertanian optimal.
Sementara itu, diskusi kedua membahas Mendorong Model Kemitraan Bisnis yang Inovatif untuk Dampak Lebih Besar, dengan Ricky Tjok (Production & Supply and Strategy Head) sebagai moderator.

Panelis yang hadir yaitu Rio Reyno Elia dari Indico, Andini Christina Wibowo dari PT Suryanusa Agromakmur, dan Saronto Soebagjo dari PT Wilmar Padi Indonesia. Sesi ini berfokus pada tren terkini dan model kemitraan komersial inovatif untuk mencapai kesuksesan bersama.

Eryanto mengatakan kemitraan yang sukses dapat terjadi jika masing-masing pihak saling memahami kompetensi dan memiliki langkah strategis yang saling terkait untuk mencapai tujuan bersama.

Syngenta, kata dia, menjalin kemitraan jangka panjang dengan berbagai pihak termasuk 30 tahun dengan Suryanusa Agromakmur dalam menyediakan produk perlindungan tanaman yang dibutuhkan petani.

Syngenta juga terlibat kemitraan bersama Wilmar untuk memberdayakan petani padi. Kini, Syngenta sedang tahap awal kerja sama penanaman jagung di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bekerja sama dengan Indico.
"Terjalinnya kemitraan itu diharapkan bisa jadi langkah awal positif dalam mendukung upaya pemerintah mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan yang ditargetkan pada 2027," tutur Eryanto. 

Bersamaan peluncuran strategi baru ini, Syngenta Indonesia meresmikan kantor pusat barunya di Jakarta. Peresmian kantor yang dilakukan Dubes Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan Asean, Olivier Zehnder ini menandai transformasi Syngenta Indonesia sebagai perusahaan yang selalu memberikan solusi inovatif guna memajukan pertanian Indonesia. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya