Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENCERMATI kondisi terkini, Bank Indonesia DIY optimis pertumbuhan ekonomi DIY pada 2025 diprakirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6% (yoy).
Bank Indonesia DIY mencatat, ekonomi DIY secara keseluruhan pada 2024 masih tumbuh dengan baik sebesar 5,03% (yoy), sedikit lebih rendah dari 2023 sebesar 5,07% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim menyebutkan beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY yang tetap kuat.
Pertama, dukungan aktivitas domestik yang masih terjaga seiring dengan kuatnya konsumsi masyarakat disertai dengan kenaikan UMP 2025. Kedua, penguatan interkoneksi antarwilayah (Joglo-Semar).
"Ketiga, permintaan ekspor dari negara mitra dagang utama yang tetap terjaga," terang Ibrahim.
Di sisi lain, ia menyebut, beberapa tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik perlu diantisipasi agar pertumbuhan ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan, tetap terjaga.
"Sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat guna meningkatkan perekonomian DIY," ungkapnya.
Beberapa langkah sinergi yang terus dan akan diperkuat. Satu, akselerasi konektivitas antar daerah, integrasi transportasi, dan penguatan promosi pariwisata. Dua, diversifikasi produk ekspor dengan mengidentifikasi produk lokal yang memiliki potensi pasar internasional.
"Tiga, pemberian insentif dan kepastian berusaha dalam rangka menarik minat calon investor," lanjut dia.
Pada aspek pengendalian inflasi, Bank Indonesia DIY bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY mengapresiasi peran aktif seluruh pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dan akan meningkatkan sinergi pengendalian inflasi pada tahun 2025.
"Mengacu pada risiko ke depan, Bank Indonesia DIY optimis inflasi DIY tahun 2025 dapat terjaga pada kisaran target sasaran nasional sebesar 2,5±1%," terang dia. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY.
Implementasi gerakan tersebut di antaranya melalui pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi.
Langkah lain adalah implementasi Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi (MRANTASI) dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar dan masyarakat, pengembangan Geographic Information System (GIS) sebagai geoportal dalam optimalisasi monitoring produksi dan penggunaan lahan yang juga menjadi bentuk nyata digitalisasi data pangan sebagai early warning system dalam pengendalian inflasi DIY, serta Inisiasi Gerakan Membeli Sayuran Petani (GEMATI) oleh Kabupaten Sleman untuk menyerap produksi sayuran yang melimpah.
Selain itu, BI DIY mendorong adanya gerakan sosial masyarakat terkait keseimbangan harga, seperti gerakan masjid Nurul Ashri sebagai aggregator.(H-2)
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved