Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kebijakan Tarif Trump Beri Peluang dan Risiko bagi Indonesia

M Ilham Ramadhan Avisena
07/2/2025 15:37
Kebijakan Tarif Trump Beri Peluang dan Risiko bagi Indonesia
Taklimat media di Kantor Perwakilan Wilayah BI Banda Aceh, Aceh, Jumat (7/2). (MI/M Ilham Ramadhan Avisena)

BANK Indonesia menilai kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap perekonomian Indonesia. Untuk itu, kecermatan diperlukan bagi Indonesia untuk menangkap peluang dan memitigasi dampak negatif yang berpotensi muncul.

"Jadi ada risiko dan juga ada peluang. Ini yang masih terus kita pantau dampaknya seperti apa," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juli Budi Winantya dalam taklimat media di Kantor Perwakilan Wilayah BI Banda Aceh, Aceh, Jumat (7/2).

Kebijakan tarif tinggi dari Trump, misalnya, akan memberikan dampak negatif dan risiko bagi ekonomi Indonesia. Kebijakan tarif tinggi itu sejatinya ditujukan kepada Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Hal itu pada akhirnya bakal berdampak pada perekonomian Tiongkok. Juli mengatakan, jika ekonomi Tiongkok terganggu, kinerja perdagangan Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu juga bakal terdampak. 

"Mereka mitra dagang utama kita, sehingga yang terjadi di mereka berdampak ke kita. Ada risiko ekspor melambat. Kedua, karena produk Tiongkok tidak bisa dijual ke AS, bisa jadi membanjiri masuk ke Indonesia," jelas Juli. 

Sementara dampak positif dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Trump ialah peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor. Apalagi produk-produk yang dihasilkan Indonesia tak jauh berbeda dengan Tiongok. 

Selain itu, sama seperti dengan saat Trump pertama kali menjabat Presiden AS, banyak perusahaan merelokasi pabrik dari Tiongkok ke negara lain karena kebijakan dagang yang dikeluarkan. "Pada 2017-2018, saat penerapan tarif Trump 1.0 banyak perusahaan merelokasi pabrik dari Tiongkok ke Vietnam. Namun mereka tidak lagi menjadi tujuan, sehingga Indonesia ada di posisi yang bagus untuk bisa memanfaatkan peluang itu," terang Juli. 

Lebih lanjut, dampak kebijakan Trump juga perlu dilihat secara menyeluruh ke berbagai aspek perekonomian dalam negeri. BI, kata Juli, bakal terus memonitor perkembangan yang ada untuk tetap bisa menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, hingga mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Kebijakan Trump tentu akan kita lihat seperti apa dampaknya ke nilai tukar rupiah, infasi, dan bagaimana keperluan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Tentu dari waktu ke waktu dalam Rapat Dewan Gubernur akan terus kita lihat dinamikanya seperti apa," pungkas Juli. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik