Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MASUKNYA Indonesia dalam poros ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) membuka peluang bagi Indonesia mengubah haluan dalam impor minyak mentah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, tidak jadi persoalan jika Indonesia pada akhirnya impor minyak dari Rusia.
Selama ini, sumber utama impor minyak mentah Indonesia berasal dari Nigeria, Saudi Arabia, Angola dan Gabon. Sedangkan, sumber utama impor bahan bakar minyak (BBM) Indonesia ialah Singapura dengan porsi 56,58%, Malaysia 26,75%, India 6,28%, dan negara lainnya seperti Tiongkok, Oman, Korea.
Pemerintah, kata Bahlil, terbuka dengan negara manapun untuk mendatangkan peluang kerja sama ekonomi. Itu termasuk menyuplai pasokan minyak dari banyak negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Ketika kita bangun (hubungan) dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan dan tidak ada persoalan, kenapa tidak," ujarnya di Jakarta, Jumat (10/1).
Bahlil menyebut Indonesia menganut asas politik bebas dan aktif. Dengan kata lain, tidak terikat dalam salah satu blok. Hal itu termasuk dalam hal kerja sama perdagangan, khususnya di bidang minyak dan gas (migas).
"Dengan Indonesia menganut asas politik bebas dan aktif, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD (Organization of Economic Co-operation and Development), saya pikir enggak ada masalah," tegasnya.
Bahlil menyebut pemerintah terus membuka peluang kerja sama untuk memenuhi pasokan minyak yang selama ini terus bergantung pada luar negeri.
"Jadi, ya mungkin saja peluang itu ada (pembelian minyak dari Rusia). Asal minyaknya dari sana. Tapi, ini kan belum pasti ya," pungkasnya. (Ins/E-2)
PRESIDEN RI Prabowo Subianto mengungkapkan besaran impor migas Indonesia bisa mencapai US$40 miliar per tahun.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan bahwa niat pemerintah untuk mengimpor migas serta pangan dari Amerika Serikat (AS) tidak akan merugikan Indonesia.
Impor migas sebagai upaya pemerintah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan sebagai bahan negoisasi dengan pemerintah Amerika Serikat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai impor Indonesia pada Februari mencapai US$18,86 miliar atau setara Rp309,1 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 5,18% secara month to month.
Implementasi B40 diperkirakan akan menyerap 14-16 juta ton CPO, sekaligus menghemat devisa negara dengan mengurangi impor minyak fosil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved