Ada Perayaan Natal dan Tahun Baru, Penjualan Eceran Kembali Bergairah

Insi Nantika Jelita
10/1/2025 22:50
Ada Perayaan Natal dan Tahun Baru, Penjualan Eceran Kembali Bergairah
Pedagang menyiapkan paket parcel Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di pusat parcel Barito, Jakarta, Jumat (20/12/2024). Hingga H-5 Natal 2024, pedagang parsel menyatakan terjadi kenaikan penjualan hingga 30 persen.(MI/Usman Iskandar)

BANK Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Desember 2024. Hal itu tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang diperkirakan mencapai 220,3 atau secara tahunan tumbuh 1,0% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, peningkatan penjualan tersebut terutama bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,4% (mtm)," kata Denny dalam keterangan resmi, Jumat (10/1).

Ia menjelaskan kelompok dengan pertumbuhan tertinggi adalah subkelompok sandang, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori. Hal itu, ujarnya, sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Pada November 2024, IPR tercatat 209,7 atau secara tahunan tumbuh 0,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5% (yoy). Pertumbuhan ini didorong kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

Sementara itu, secara bulanan, penjualan eceran pada November 2024 mengalami kontraksi 0,4% (mtm), setelah mencatat kontraksi sebesar 0,01% (mtm) pada bulan sebelumnya. Denny menuturkan mayoritas kelompok mengalami kontraksi, terutama terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Hal ini disebabkan ole penurunan permintaan masyarakat akibat faktor cuaca yang menahan aktivitas masyarakat," ungkap Denny.

Sementara itu, kelompok yang tercatat masih tumbuh dan menjadi penopang kinerja penjualan eceran adalah peralatan informasi dan komunikasi, serta bahan bakar kendaraan bermotor.

Dari sisi harga, Denny menjelaskan tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang pada Februari 2025 diperkirakan meningkat. Sementara inflasi 6 bulan yang akan datang pada Mei 2025 diproyeksikan menurun.

Hal itu tecermin dari perkiraan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH pada periode sebelumnya sebesar 157,8, sejalan dengan rata-rata historis kenaikan harga menjelang bulan Ramadan dalam tiga tahun terakhir.

Sementara itu, IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 165,4 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-Idulfitri. (Ins/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya