Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan produk derivatif terbaru, Single Stock Futures (SSF), Selasa (12/11) lalu. Acara grand launching tersebut turut dihadiri tiga Anggota Bursa (AB) yang telah mendapatkan izin derivatif dan dapat memperdagangkan SSF. Ketiga AB tersebut adalah PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas, dan PT Phintraco Sekuritas.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan pengembangan SSF merupakan bentuk upaya BEI mengikuti perkembangan bursa global dan tren investasi.
Peluncuran SSF dilakukan dalam rangka memperluas alternatif produk investasi yang lebih terjangkau dan mudah diakses, terutama bagi investor ritel yang ingin mendapatkan eksposur pada saham perusahaan besar dengan modal yang lebih kecil.
“Produk ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan memberi pilihan investasi yang lebih beragam, sehingga investor dapat menerapkan strategi investasi yang lebih kompleks,” ujar Jeffrey dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12).
Sebagai produk derivatif, Jeffrey menerangkan, SSF menawarkan berbagai manfaat yang bisa dinikmati oleh para investor, seperti modal transaksi yang lebih rendah dari saham. yaitu hanya dengan dana mulai dari 4% dari nilai transaksi saham, investor sudah dapat bertransaksi SSF yang setara dengan nilai 1 lot saham.
Selain itu, SSF juga memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan baik saat harga saham naik maupun turun.
“Mekanisme perdagangan SSF yang relatif mirip dengan saham, yang sudah dikenal baik oleh para investor, serta adanya penjaminan dari PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) memungkinkan transaksi SSF dilakukan oleh investor dengan mudah dan aman,” kata Jeffrey.
Di samping itu, lanjut Jeffrey, untuk memastikan edukasi dan pemahaman investor terkait produk SSF, BEI senantiasa aktif melakukan edukasi dan sosialisasi secara langsung ke berbagai daerah baik melalui online maupun offline.
Ke depannya, BEI juga akan terus melakukan kegiatan edukasi dalam rangka meningkatkan awareness dan knowledge terkait produk SSF bagi para investor.
“Pada tahun ini, kami telah melakukan Sekolah Pasar Modal (SPM) online di berbagai kantor perwakilan serta melakukan roadshow sosialisasi produk ke berbagai kota, seperti Bandung, Bali, Pontianak, Surabaya, dan Palembang bersama Anggota Bursa (AB),” sambungnya.
Jeffrey berharap, melalui edukasi dan sosialisasi, investor pasar modal mulai memanfaatkan SSF untuk mengoptimalkan keuntungan portofolio dan meningkatkan likuiditas di pasar.
Selain itu, pihaknya juga mengajak para Anggota Bursa (AB) yang belum menjadi AB derivatif untuk berpartisipasi dalam meramaikan perdagangan produk derivatif di Bursa.
Kendati demikian, Jeffrey menyampaikan pihaknya mengakui adanya sejumlah tantangan dalam mengembangkan produk baru, terutama produk derivatif. Tantangan tersebut yakni, adopsi dan partisipasi pasar. Hal ini dikarenakan, investor pasar modal perlu mendapat pemahaman dan literasi yang memadai agar bisa mulai memanfaatkan SSF.
“Untungnya, SSF memiliki kemiripan dengan saham dari sisi mekanisme jual dan beli, sehingga diharapkan adopsi produk ini lebih cepat bagi investor yang sudah terbiasa berinvestasi saham,” pungkasnya. (Z-1)
MENTERI Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meluncurkan Program RISE To IPO sebagai solusi pembiayaan alternatif bagi usaha menengah.
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
Pada periode Juli–Desember 2024, tercatat rata-rata peningkatan aktivitas perdagangan setiap bulannya lebih dari 50%, dengan total volume perdagangan mencapai 1.797 kontrak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved