Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian di tengah perubahan iklim, gejolak ekonomi global, alih fungsi lahan, dan peningkatan kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi. Dalam menjawab tantangan tersebut, intercropping atau tumpang sari padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) menjadi salah satu solusi inovatif untuk mendukung swasembada beras.
Institut Pertanian Bogor (IPB University) mengembangkan varietas unggul padi gogo, yakni IPB 9 Garuda, yang memiliki produktivitas tinggi hingga 11,3 ton per hektare gabah kering panen (GKP). Varietas ini terbukti sukses di Kampung Inovasi Subang dengan penerapan teknologi modern seperti sistem produksi padi sawah cerdas, deteksi pintar kesehatan padi, dan layanan pintar pemupukan serta irigasi.
Ekstensifikasi lahan untuk menanam padi gogo menjadi sangat mendesak sebagai kompensasi hilangnya sawah produktif di Pulau Jawa, memenuhi kebutuhan stok beras nasional, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Lahan PSR memiliki potensi besar untuk mendukung program ini, terutama pada tanaman sawit usia TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) hingga tiga tahun pertama.
Dengan luas PSR yang diproyeksikan mencapai 400 ribu hektare per tahun pada 2025-2031, intercropping padi gogo di lahan tersebut dapat berkontribusi pada produksi beras lebih dari 1,8 juta ton per tahun. Hal ini menjadikannya sebagai langkah strategis dalam mengamankan ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
Dalam Seminar Nasional Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras yang dilaksanakan di Bogor, pada Selasa (19/11/2024), Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani menyampaikan bahwa pemanfaatan lahan sawit PSR untuk intercropping padi gogo ialah inovasi strategis. Hal ini sejalan dengan komitmen PTPN dalam mendukung swasembada pangan nasional, sekaligus mengoptimalkan lahan perkebunan rakyat secara berkelanjutan.
Keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari penyedia benih, pupuk, teknologi, hingga off-takers seperti Bulog. Selain itu, diperlukan regulasi yang memfasilitasi implementasi tanaman sela padi gogo pada lahan PSR, termasuk stabilitas harga gabah dan subsidi pupuk.
Dukungan kelembagaan seperti revitalisasi koperasi petani dan legalitas lahan juga sangat penting. "Program pendanaan melalui Dana Peremajaan Sawit Rakyat (BPDPKS) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah akan membantu petani dalam menjalankan program ini," tambah Ghani. (Z-2)
Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan apresiasi kepada PTPN IV PalmCo bersama Rumah Sawit Indonesia (RSI) yang berhasil melakukan panen perdana padi gogo seluas 5 hektare (ha).
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menargetkan penanaman padi gogo di Kabupaten Cianjur berada di lahan seluas 9 ribu hektare.
Usulan tersebut, berupa bibit padi gogo, termasuk sarana, prasarana produksi dan berharap dukungan dari pemerintah pusat segera terealisasi.
PTPN IV PalmCo memperluas program Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN) dengan merangkul para petani sawit peserta program peremajaan sawit rakyat atau PSR di Provinsi Jambi.
Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Ketapang dan Pertanian menanam 1 hektare padi gogo di Sitaotao- Dusun 3 Desa Tanjung Bunga-Pangururan.
Menurut petani, budi daya padi gogo dilakukan seperti halnya budi daya tanaman pangan pada umumnya semacam jagung, kacang tanah, dan lainnya di lahan kering.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved