Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

38% Perusahaan RI Mau Investasi US$1 Juta untuk Keberlanjutan Operasional

Insi Nantika Jelita
07/11/2024 20:18
38% Perusahaan RI Mau Investasi US$1 Juta untuk Keberlanjutan Operasional
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan(MI/Insi Nantika Jelita)

DALAM Survei Schneider Electric yang berjudul Green Impact Gap 2024 dikemukakan sebanyak 38% perusahaan Indonesia menyatakan berencana menginvestasikan lebih dari US$1 juta atau setara Rp15,7 miliar untuk meningkatkan keberlanjutan operasional mereka dalam dua tahun ke depan. Survei dilakukan di sembilan negara Asia dengan melibatkan 4.500 pemimpin bisnis, termasuk di Indonesia. 

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Martin Setiawan, mengungkapkan perusahaan-perusahaan tersebut ingin berinvestasi di bidang digitalisasi dengan presentase 44% dan 43% ingin investasi di bidang keberlanjutan rantaipasokan.

"Dua ini yang menjadi fokus utama dalam investasi ini," ujarnya dalam konferensi pers Innovation Day Jakarta 2024 di Jakarta, Kamis (7/11).

Kendati demikian, dari hasil survei tersebut juga dilaporkan baru 51% responden yang memiliki rencana aksi yang jelas terkait upaya dekarbonisasi.

Martin menjelaskan beberapa tantangan yang menjadi hambatan dalam upaya perusahaan melakukan dekarbonisasi ialah karena keterbatasan ketersediaan energi bersih untuk mencukupi kebutuhan dengan presentase 39%, lalu 32% mengaku karena kendala operasional, kebijakan, dan finansial, serta 29% responden menyebut karena minimnya akses terhadap data yang memadai.

“Kendala utama yang sering kami temui itu soal keterbatasan data operasional yang menyebabkan para pelaku bisnis kesulitan memetakan masalah dan mengambil langkah strategis dalam memulai aksi keberlanjutan," ucapnya. 

Yang menarik, dari Survei Schneider Electric yang berjudul Green Impact Gap 2024 itu juga ditemukan sebanyak 58% perusahaan dihadapi masalah greenwashing atau taktik pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan citra ramah lingkungan yang menyesatkan, dengan tujuan meningkatkan penjualan tanpa benar-benar melakukan perubahan signifikan terhadap praktik bisnis berkelanjutan.

"Greenwashing itu misalnya target-target keberlanjutannya itu tidak seperti yang dia sampaikan alias dilebih-lebihkan. Karena semua perusahaan kan dituntut untuk sustainable," pungkasnya. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya