Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SURVEI terbaru dari LinkedIn, jaringan profesional, menyebut bahwa 67% dari lebih dari 6.000 tenaga profesional yang disurvei di seluruh Asia Pasifik (APAC) merasa kewalahan dengan cepatnya perubahan yang terjadi di dunia kerja, dan 77% di antaranya berusaha mencari lebih banyak bantuan dibandingkan sebelumnya. Laju perubahan ini membuat 57% tenaga profesional merasa khawatir mereka tidak bisa mengikuti perubahan tersebut.
Ada tiga tantangan paling signifikan yang dihadapi para pekerja di Asia Pasifik, yang mana adopsi kecerdasan buatan (AI) ke dalam pekerjaan sehari-hari menjadi challenge utama (34%). Selain itu, upaya untuk membuktikan bahwa mereka dapat bekerja dari kantor (WFO) dengan sukses (28%), dan berusaha terus mengikuti tuntutan upskilling (27%) juga menjadi tantangan tersendiri.
Hasil survei juga mengatakan 56% pekerja di seluruh Asia Pasifik, termasuk Indonesia, percaya bahwa AI akan mengubah pola kerja secara signifikan. Selain itu, 51% profesional mengatakan bahwa kemajuan dalam karier bergantung pada kemampuan mereka dalam menggunakan perangkat AI dengan nyaman. Hasilnya, semakin banyak profesional di Indonesia yang mencari peluang untuk meningkatkan skills mereka dalam menggunakan AI.
Meningkatnya minat mengasah kemampuan menggunakan AI ini sangat penting bagi para profesional muda dan mahasiswa yang tengah mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Di sektor pendidikan tinggi, Universitas Indonesia (UI) telah resmi merilis LinkedIn Learning kepada sekitar 18.000 mahasiswa. Langkah ini menghasilkan lonjakan penggunaan secara signifikan, khususnya untuk konten berbahasa Indonesia di UI yang meraih engagement hingga 300% di setiap minggunya pada bulan Mei 2024 lalu. Menariknya lagi, hampir 7 dari 10 perusahaan di Indonesia atau sekitar 69%, tidak akan mempekerjakan kandidat yang tidak memiliki kemampuan AI, tetapi tenaga kerja Indonesia bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini.
59% profesional di Asia Pasifik mengakui pengalaman saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan dalam karier. Di sisi lain, sebanyak 40% menyetujui pentingnya pembelajaran berkelanjutan untuk kemajuan, dan lebih dari separuhnya atau sekitar 53%, membutuhkan panduan terkait skills yang dibutuhkan dalam menghadapi perubahan di tempat kerja.
Sementara itu, hanya sekitar 39% yang merasa bahwa mereka bisa mengandalkan manajer untuk membantu mereka melewati periode perubahan dalam pekerjaan mereka. Sedangkan 37% lainnya mempertanyakan informasi apa yang bisa dipercaya mengenai perkembangan karier, menandakan bahwa para profesional saat ini membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menemukan jenjang karier dibandingkan sebelumnya. H-3)
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Laporan Beauty Consumer Behavior and Trend dari Insight Factory by SOCO menunjukkan sekitar 48% Gen Z menghabiskan Rp150 ribu per transaksi untuk produk kecantikan.
Sebuah survei dari aplikasi Peanut yang melibatkan lebih dari 5.000 ibu mengungkapkan bahwa 84% ibu merasa gembira dengan peran mereka sebagai orang tua.
Faktor terbesar orang lebih memilih vacation dibanding staycation adalah kesempatan menjelajahi tempat baru (75%).
Dekan FPEB UPI, Prof Ratih Hurriyati, kemarin menjelaskan, webinar ini memiliki nilai strategis terutama dalam menjembatani dunia akademik dan dunia kerja.
Era digital yang dinamis menuntut keterampilan yang tepat agar dapat bersaing di dunia kerja global.
Penyedia jasa rekrutmen dan seleksi seyogianya membantu menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dengan industri perusahaan mitranya.
PERAN sektor pendidikan tinggi dalam mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja harus konsisten ditingkatkan di tengah tantangan yang muncul.
MAHASISWA Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana angkatan 43 dan 44 menggelar kegiatan Social Volunteering (SV) di SMK Negeri 1 Gegerbitung. Bijak bermedsos
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved