Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
MELIHAT pesawat terbang yang meluncur anggun di langit, tak jarang muncul pertanyaan: siapa sebenarnya pencipta "burung besi" ini? Bagaimana manusia bisa menaklukkan angkasa?
Pesawat adalah alat transportasi udara yang mampu melesat di atmosfer, memanfaatkan mesin dan gaya angkat dari interaksi dengan udara. Mari kita telusuri bersama sejarah menarik di balik "burung besi" yang telah mengubah cara kita menjelajahi dunia.
Sejak zaman prasejarah, kerinduan manusia untuk terbang telah mengilhami banyak imajinasi dan inovasi. Ketika manusia pertama kali mengamati burung melayang bebas di angkasa, lahirlah mimpi untuk meniru keanggunan penerbangan.
Dari berbagai upaya yang sering kali berakhir tragis, kita sampai pada sejarah panjang penerbangan yang penuh warna sebuah perjalanan dari mimpi menjadi kenyataan yang kini mengarah ke eksplorasi luar angkasa.
Memperingati Hari Penerbangan Nasional, yuk menilik balik sejarah penerbangan.
Sejarah penerbangan adalah kisah tentang keberanian dan kegigihan. Dari catatan kuno hingga eksperimen yang mencolok, upaya untuk mengudara telah menjadi tema yang berulang dalam banyak budaya. Dalam mitologi, penerbangan sering kali diasosiasikan dengan makhluk yang lebih tinggi, mencerminkan keinginan mendalam manusia untuk mengatasi batasan fisik. Namun, siapa yang sebenarnya terbang pertama kali dengan kendaraan yang lebih berat dari udara?
Mungkin tidak banyak yang tahu, tetapi Abbas Ibn Firnas, seorang ilmuwan Andalusia dari abad ke-9, bisa jadi adalah penerbang pertama dalam sejarah. Dikenal sebagai pelopor penerbangan, ia membangun sayap kayu yang dilapisi sutra dan bulu.
Pada 875, ia melompat dari ketinggian di Cordoba dan meluncur selama sekitar 10 detik sebelum jatuh, mengalami patah kaki. Namun, namanya diabadikan dalam berbagai bentuk, termasuk kawah di bulan dan bandara di Irak.
Seiring berjalannya waktu, keinginan untuk terbang melahirkan ide-ide inovatif. Leonardo da Vinci, seorang jenius Renaisans, menciptakan desain Ornithopter, sebuah alat terbang yang meniru gerakan sayap burung. Meskipun ia tidak pernah berhasil menerbangkannya, konsep aerodinamis yang ia kembangkan menjadi fondasi bagi penerbangan modern.
Transformasi dalam sejarah penerbangan datang dari Montgolfier Brothers Jaques dan Joseph yang, tahun 1783, memperkenalkan balon udara panas. Penemuan ini muncul secara tidak sengaja saat mereka bermain dengan kantong kertas di atas api. Demonstrasi publik pertama mereka mengangkat balon seberat 226 kilogram ke ketinggian 1.600 hingga 2.000 meter. Tak lama kemudian, mereka meluncurkan penerbangan berawak pertama di Paris, menandai tonggak penting dalam sejarah penerbangan.
Menuju abad ke-19, eksperimen untuk membangun mesin terbang semakin berkembang. Otto Lilienthal, seorang insinyur Jerman, berkontribusi signifikan dengan lebih dari 2.000 percobaan glider. Ia adalah orang pertama yang terbang secara rutin menggunakan glider dan dikenal sebagai "Bapak Glider." Sayangnya, ia mengalami kecelakaan fatal tahun 1896, tetapi warisannya tetap hidup dalam setiap penerbangan yang dilakukan setelahnya.
Dari semua pelopor penerbangan, tidak ada yang lebih terkenal daripada Wilbur dan Orville Wright. Pada 17 Desember 1903, mereka melakukan penerbangan bersejarah dengan Flyer I di Kitty Hawk, Carolina Utara. Meskipun penerbangan pertama hanya bertahan 12 detik dan menempuh jarak 36 meter, itu menandai lahirnya penerbangan modern. Dengan inovasi desain dan mesin yang mereka kembangkan, Wright bersaudara membuka jalan bagi revolusi transportasi udara yang kita nikmati hari ini.
Sejarah penerbangan bukan hanya tentang siapa yang terbang pertama kali, tetapi tentang perjalanan panjang umat manusia mengejar impian untuk mengudara. Dari Abbas Ibn Firnas hingga Wright bersaudara, setiap upaya dan inovasi telah membentuk fondasi untuk industri penerbangan saat ini. Kerinduan untuk terbang terus berlanjut, kini meluas ke luar angkasa, menjanjikan lebih banyak penemuan dan petualangan di masa depan. (360 Aviation Life/Z-3)
Di saat banyak maskapai lain berjuang keras mempertahankan performa on-time, maskapai justru mampu konsisten berada di posisi teratas.
Armada baru ini melayani rute dengan jadwal penerbangan tetap CGK-TIM-DJJ 3 kali dalam seminggu, sedangkan rute SIN-HLP-BPN tetap dilayani pesawat jenis 737-300F.
Mulai 9 Juni 2025, masyarakat dapat menikmati penerbangan langsung dari Jakarta - Makassar, Makassar - Ambon, serta Jakarta - Ambon via Makassar.
Penggunaan Skybridge sendiri terhenti karena kondisi Covid-19, dimana saat itu hampir tidak ada penerbangan yang dilayani di BIM.
Partisipasi dalam event Indonesia Gastrodiplomacy Series adalah kesempatan yang baik untuk lebih mengenal budaya dan kekayaan kuliner Indonesia.
Lewat platform online, pelanggan kini dapat melakukan reschedule penerbangan hanya dengan beberapa langkah sederhana.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved