Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Ekonomi Indonesia diperkirakan melemah di triwulan kedua 2024. Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia memproyeksikan perekonomian nasional berada di kisaran 4,97% hingga 5,01%. Angka itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,11%.
Penurunan pertumbuhan itu disebabkan oleh faktor musiman dan ketidakpastian global yang dinilai masih cukup tinggi. Turunnya angka pertumbuhan ekonomi juga karena kinerja buruk dari sektor manufaktur dan perdagangan besar.
“Pertumbuhan didorong oleh faktor musiman dengan sektor-sektor utama, seperti manufaktur dan perdagangan besar yang berkinerja buruk, sementara sektor-sektor yang lebih kecil seperti transportasi dan administrasi publik mengalami peningkatan yang kuat,” kata Ekonom Makroekonomi dan Keuangan LPEM UI Teuku Riefky, Sabtu (3/8).
Baca juga : Ekonomi AS Diperkirakan tidak Stagflasi, ini Alasan Yellen
Sedianya, permasalahan perekonomian dalam negeri telah terlihat sejak awal tahun meski angka pertumbuhannya lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2023 yang hanya 5,05%. Ekonomi Indonesia, dalam laporan itu disebutkan hanya mengandalkan tiga sektor, yaitu petanian, pengolahan, dan perdagangan yang sejatinya mencatatkan pertumbuhan di bawah rerata nasional.
Stagnansi yang cukup kuat terjadi pada sektor pengolahan dan memperkuat indikasi terjadinya deindustrialisasi yang prematur. Sementara perdagangan ecerean dan besar hanya mampu tumbuh di bawah 5%, mengindikasikan terjadinya pelemahan daya beli masyarakat, terutama kelompok kelas menengah.
“Walaupun Indonesia memasuki tahun 2024 dengan catatan positif di aspek pertumbuhan ekonomi, perlu digarisbawahi bahwa ini bukanlah pertanda perbaikan fundamental ekonomi. Bahkan, tingginya angka pertumbuhan di Triwulan-I 2024 lebih dikarenakan faktor musiman,” jelas Riefky.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perekonomian di triwulan II secara umum akan relatfi lebih lemah dibanding triwulan I 2024. Itu karena tidak ada faktor musiman yang memicu aktivitas ekonomi, tingginya ketidakpastian global, dan berlanjutnya permasalahan struktural yang berdampak negatif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, LPEM UI juga menilai bahwa ketidakpastian mengenai arah kebijakan oleh pemerintahan mendatang juga mendorong masyarakat cenderung menahan konsumsinya dan investor bersikap wait and see. “Sehingga, pertumbuhan PDB kemungkinan melambat di triwulan II 2024. Kami mengestimasi PDB akan tumbuh sebesar 4,99% dari kisaran estimasi dari 4,97% hingga 5,01% di triwulan II 2024 dan 5,1% untuk keseluruhan tahun 2024 dari kisaran estimasi 5,0% hingga 5,1%,” pungkas Riefky. (Z-11)
Revisi tiga Peraturan Menteri Investasi diharapkan mempermudah proses perizinan berusaha.
MENTERI PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mendorong reindustrialisasi sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai menjadi pilar strategis pembangunan nasional yang harus mendapat dukungan dari berbagai komponen bangsa.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
GURU Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Profesor Telisa Aulia Falianty berpandangan lonjakan utang luar negeri berkaitan erat dengan kondisi perekonomian nasional.
Dari daur ulang hingga kopi, pelaku kreatif di pinggiran Jakarta mengubah keterbatasan menjadi harapan. Inilah wajah baru ekonomi kreatif dari akar rumput.
Regulasi ini dinilai berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional, terutama di sektor pertanian dan industri padat karya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved